Selasa 04 Apr 2023 06:00 WIB

Penghapusan Dosa yang Datang, Apa Maksudnya?

Penghapusan dosa di masa lalu masih bisa dipahami.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Penghapusan Dosa yang Datang, Apa Maksudnya? Foto:   Dosa Besar (Ilustrasi)
Foto: Republika
Penghapusan Dosa yang Datang, Apa Maksudnya? Foto: Dosa Besar (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam Kitab Irsyadul Ibad, Syekh Zainuddin al-Malibari membahas tentang bab puasa. Kitab ini berisi petunjuk kepada hamba-hamba Allah untuk meniti jalan yang diridhoi Allah SWT. 

Saat mengisi pengajian kitab ini, KH Budi Firmansyah menjelaskan tentang perintah puasa dan keutamaannya. Dia mengawali penjelasannya dengan mengutip surat Al Baqarah ayat 183 yang berisi perintah kepada umat Islam untuk berpuasa di bulan Ramadhan.

Baca Juga

Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Berdasarkan keterangan kitab Irsyadul Ibad, Kiai Budi Firmansyah kemudian mengutip hadits yang dikeluarkan oleh Ibnu Majah dan Imam Baihaqi dari sahabat nabi yang bernama Abdurrahman bin Auf, di mana beliau pernah mendengar Nabi bersabda,

"Bulan Ramadhan, bulan ini adalah bulan di mana Allah wajibkan atas kamu berpuasa dan aku sunnahkan atas kalian untuk bangun malam, menghidupkan malam,” kara Kiai Budi Firmansyah saat mengisi Kajian Hawamisy ba’da sholat Ashar di Masjid Istiqlal Jakarta, Senin (3/4/2023).

Menurut dia, untuk menghidupkan malam tersebut bisa dengan sholat, membaca sholawat atau pun tadarus Alquran. Lalu, lanjut dia, Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda,

“Barang siapa yang berpuasa dan sholat malam dengan iman dan mengharap pahala dari Allah SWT, maka Allah akan ampuni dosa-dosanya yang lalu dan dosa-dosanya yang akan datang,” ucap Kiai Budi melanjutkan bunyi hadits Nabi.

Penghapusan dosa-dosa yang telah berlalu mungkin mudah dipahami. Namun, apa yang dimaksud penghapusan dosa-dosa yang akan datang tersebut?

Kiai Budi Firmansyah menjelaskan, para ulama menafsirkan bahwa yang dimaksud penghapusan dosa yang akan datang tersebut adalah bahwa ke depannya kita akan dijaga oleh Allah dari segala dosa-dosa. Jadi, menurut dia, yang dimaksud dalam hadits tersebut adlaah Allah akan jaga dan menghindarkan diri kita dari segala masiat dan dosa.

“Jadi mau berbuat dosa Allah palingkan. Itu yang dimaksud dosa kita dihapus yang akan datang,” kata Kiai Budi Firmansyah.  

Dia menambahkan, Allah juga akan mengampuni dosa-dosa orang yang berpuasa di bulan Ramadhan seperti halnya bayi yang baru lahir dari perut ibunya.

“Jadi bayi yang lahir itu suci, belum punya dosa. Nah itulah gambaran orang yang berpuasa di bulan Ramadhan dan sholat malam. Nanti Allah berikan ganjaran di mana dosa-dosa kita akan bersih seperti bayi yang baru lahir,” tutupnya.

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement