REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Exco PSSI Yoyok Sukawi turut prihatin dengan dibatalkannya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 sekaligus menggagalkan kesempatan timnas Indonesia U-20 untuk tampil di kejuaraan sepak bola terbesar kedua di dunia tersebut. Yoyok berharap tidak ada sanksi lebih jauh dari FIFA selain pembatalan itu sendiri.
CEO PSIS Semarang itu meyakini Ketum PSSI Erick Thohir bisa mencari jalan keluar agar Indonesia tidak mendapatkan sanksi lebih jauh dari FIFA.
"Saya optimistis Pak Erick bisa melakukan lobi-lobi agar sepak bola Indonesia tidak terkena sanksi dari FIFA," kata Yoyok saat dihubungi Republika.co.id, Senin (3/4/2023).
Indonesia dinilai gagal menjamin keamanan bagi peserta Piala Dunia U-20 karena adanya penolakan terhadap kehadiran timnas Israel. Selain itu, FIFA menganggap ada intervensi dari pemerintah ketika Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan penolakan yang sama terhadap kehadiran timnas Israel.
FIFA juga menilai Indonesia gagal memenuhi kesepakatan yang telah dibuat dalam Government Guarentee sebagai tuan rumah penyelenggara event tersebut. Sebab itu, banyak spekulasi yang membahas tentang sanksi yang bakal diterima Indonesia, termasuk sanksi pembekuan seperti yang pernah dialami oleh PSSI pada 2015 silam.
Jika hal itu terjadi, maka timnas Indonesia tidak bisa ikut serta dalam ajang sepak bola internasional. Tak hanya itu, klub-klub tanah air juga tak bisa berlaga di level Asia.
Sebab itu, Yoyok berharap lobi-lobi yang dilakukan PSSI bisa membuahkan hasil. "Semoga Indonesia tak disanksi dengan berat. Minimal timnas tetap bisa berlaga di event-event internasional. Liga domestik kita juga diakui oleh FIFA sehingga kita bisa mengikuti AFC dan semua event FIFA," kata dia.
Menurut Yoyok, sanksi itu tidak melulu soal larangan. "Bisa juga sanksi itu berupa penangguhan misalnya. Sekarang kita dicabut dari tuan rumah saja sudah sanksi yang sangat menyakitkan. Jadi ya sudah sanksinya itu saja. Tak usah ditambah-tambah lagi," ujar dia berharap.