Selasa 04 Apr 2023 07:17 WIB

Menengok Kisah Puasa Dosen UMM di Amerika Serikat

Banyak dampak positif yang dirasakan Bayu selama tergabung bersama komunitas Muslim.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Bayu Dharmala tengah menempuh studi lanjut di University of Arizona, Amerika Serikat.
Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Bayu Dharmala tengah menempuh studi lanjut di University of Arizona, Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menjalani Ramadhan di negara dengan Muslim minoritas menjadi tantangan tersendiri. Hal itu pula yang dirasakan oleh civitas academica Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Bayu Dharmala yang kini tengah menempuh studi lanjut di University of Arizona.

Bayu menilai, tahun ini ia sudah dapat menikmati Ramadhan dengan cukup baik di Amerika. Apalagi kini ia tergabung dalam komunitas Muslim tidak jauh dari tempat tinggal, yakni di Tucson. Menurutnya, komunitas itu seperti obat yang manjut baginya untuk mengobati rasa rindu akan tanah air.

Salah satu yang menarik bagi Bayu adalah makanannya. Ada berbagai jajanan dan kuliner yang berasal dari berbagai negara, termasuk Indonesia. "Meski tidak seramai di rumah, tapi alhamdulillah saya bisa menikmati makanan khas seperti bakso, soto, bahkan juga sate,” katanya dalam pesan resmi yang diterima Republika.

Bayu mengatakan, banyak dampak positif yang ia dapat selama tergabung bersama komunitas Muslim tersebut. Ada banyak kegiatan keagamaan seperti membaca Alquran bersama hingga kajian-kajian yang cocok ia dengarkan. Apalagi banyak warga negara lain yang berkunjung dan saling menyapa. 

Selain berbuka puasa bersama komunitas muslim yang ada di Kota Tucson, Bayu juga sering berkunjung ke Islamic Center of Tucson (ICT). Hal itu tak lepas dari mudahnya akses untuk bisa sampai di ICT. Biasanya ia menggunaka bus kota sebagai transportasi.

Bayu juga sering membeli bahan-bahan makanan ke toko. Misalnya, daging ayam, daging sapi, hingga bumbu-bumbu lain. "Paling tidak bisa dijadikan stok untuk sahur maupun berbuka bersama teman-teman lain,” katanya. 

Menurutnya, keputusannya untuk memasak adalah hal yang tepat. Dengan begitu, Bayu bisa memastikan kehalalannya terutama dalam hal bahan dan bumbu. Namun, jika tak sempat, laki-laki asal Pasuruan itu juga berbuka di restoran atau tempat makan dengan bertanya terlebih dahulu kehalalan makanan terkait ke penjual. 

Bayu juga merasa bahwa Ramadhan kali ini sangat membantunya untuk menjadi manusia yang lebih baik. Bahkan juga dirasa mendorong dirinya untuk belajar lebih giat dan bisa segera lulus dari proses studi yan sedang ditempuh.

Menurut dia, puasa dan Ramadhan itu bukan hanya untuk beribadah tetapi juga unutk memperbaiki hubungan dengan manusia. "Ketika keduanya mampu dilaksanakan, rasanya apa yang kita smeogakan dan inginkan makin dilancarkan oleh Allah SWT. Jangan jadikan puasa sebagai alasan untuk tidak produktif,” kata dia menambahkan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement