Selasa 04 Apr 2023 09:49 WIB

Siapakah Juan Merchan, Hakim New York yang Tangani Kasus Trump?

2 tahun terakhir, Merchan telah melatih diri dengan berbagai kasus yang terkait Trump

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Mantan presiden Donald Trump tiba di Trump Tower di New York pada hari Senin (3/4/2023).Trump diperkirakan akan didakwa dan diadili pada hari Selasa atas tuduhan yang timbul dari pembayaran uang suap selama kampanye 2016-nya.
Foto: AP Photo/Bryan Woolston
Mantan presiden Donald Trump tiba di Trump Tower di New York pada hari Senin (3/4/2023).Trump diperkirakan akan didakwa dan diadili pada hari Selasa atas tuduhan yang timbul dari pembayaran uang suap selama kampanye 2016-nya.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Hakim Juan Manuel Merchan siap untuk menangani sidang tuntutan terhadap Donald Trump yang masih dirahasiakan. Merchan, merupakan mantan jaksa penuntut dengan 16 tahun pengalaman di kursi pengadilan. Ia bahkan pernah menangani kasus yang melibatkan perusahaan serta rekan terdekat Trump.

Merchan (60 tahun) kelahiran Kolombia, beremigrasi saat berusia 6 tahun dan dibesarkan di New York. Ia menjadi yang pertama mengenyam kuliah di keluarganya. Ia bekerja sambil sekolah demi mendapatkan gelar sarjana hukum dari Universitas Hofstra pada tahun 1994.

Baca Juga

Dia adalah seorang jaksa Manhattan dan bekerja di kantor jaksa agung sebelum Wali Kota Michael Bloomberg mengangkatnya sebagai hakim pengadilan keluarga pada tahun 2006. Tiga tahun kemudian, Merchan ditugaskan ke pengadilan yang disebut Mahkamah Agung di New York.

Tugas khususnya sekarang termasuk mengawasi pengadilan kesehatan mental Manhattan di mana beberapa terdakwa mendapat kesempatan untuk menyelesaikan kasus mereka dengan perawatan dan pengawasan, sebuah program yang dia anggap sebagai kisah sukses.

Seperti kebanyakan hakim New York, dia sering berpengalaman membuat kasusnya menjadi berita utama. Setelah penerjun payung dihukum karena melompat dari menara World Trade Center saat sedang dibangun kembali pada tahun 2013. Merchan menghukum mereka untuk pelayanan masyarakat.

Merchan mengggunakan istilah dengan mengatakan bahwa mereka telah "menodai ingatan orang-orang yang melompat pada 9/11 bukan untuk olahraga, tetapi karena mereka harus melakukannya.

Dua tahun terakhir, Merchan telah melatih diri dengan berbagai kasus yang berada di lingkaran Trump di ruang sidangnya. Kasus pertama datang terkait penipuan pajak terhadap perusahaan Trump dan kepala keuangan lamanya, Allen Weisselberg.

Merchan sangat intens terlibat dalam negosiasi yang mengarah pada pengakuan bersalah Weisselberg pada tahun 2022 karena menghindari pajak atas tunjangan pekerjaan bernilai besar, termasuk apartemen Manhattan dan uang sekolah. Berdasarkan kesepakatan itu, Weisselberg mendapat hukuman penjara lima bulan dengan imbalan setuju untuk bersaksi melawan perusahaan.

Setelah mendengar kesaksian Weisselberg di persidangan, Merchan mengatakan dia berharap bisa menjatuhkan hukuman yang lebih berat. Dia sangat terkejut bahwa istri Weisselberg mendapat pembayaran satu kali sebesar 6 ribu dolar AS untuk pekerjaan yang tidak dia lakukan, agar memenuhi syarat untuk tunjangan Jaminan Sosial, bahkan ketika suaminya menghasilkan banyak uang.

"Begitu banyak orang Amerika bekerja sangat keras dengan harapan suatu hari nanti mereka dapat memperoleh manfaat dari kontribusi mereka untuk Jaminan Sosial," kata hakim. Meskipun demikian, dia menepati janji hukumannya.

Nicholas Gravante, yang mewakili Weisselberg dalam negosiasi pembelaan, mengatakan bahwa Merchan adalah "pendengar sejati, siap sedia, selalu dapat dihubungi, dan pria yang menepati janjinya".

“Dia memperhatikan peran yang saya dan kolega saya mainkan sebagai advokat, memperlakukan kami dengan sangat hormat baik di pengadilan terbuka maupun di balik pintu tertutup,” kenang Gravante.

Organisasi Trump yang pernah dia adili, mengatakan bahwa perusahaan tidak mendapat manfaat dari skema Weisselberg dan bahwa Trump dan keluarganya tidak tahu apa-apa tentang itu. Juri memvonis perusahaan tersebut, dan Merchan menjatuhkan denda 1,6 juta — batas maksimum menurut hukum.

Trump sendiri tidak dituntut dalam kasus itu. Merchan mengatakan dia ingin menjauhkan politik dari persidangan, yang dia lakukan dengan nada yang tenang dan ramah.

Merchan tidak menanggapi pesan yang meminta komentar yang dikirim melalui pejabat pengadilan terkait sidang Trump.

Trump akan muncul di pengadilan pada Selasa waktu setempat. Dakwaan terhadapnya masih bersifat rahasia. Namun, Trump diisukan terlibat dalam pembayaran suap selama kampanye 2016 untuk mengubur tuduhan bahwa dia melakukan hubungan seksual di luar nikah.

Trump, yang kembali mencalonkan diri untuk maju di Gedung Putih, mengatakan dia "sama sekali tidak bersalah" dan menyebut kasus itu sebagai "penganiayaan politik". Trump juga menuduh hakim tidak netral.

Hakim "membenci saya," Trump mencerca di platform media sosialnya.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement