REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis anak dr Frida Soesanti, Sp.A(K) mengajak orang tua untuk mengenali tanda-tanda penting pada remaja putri yang memasuki masa puber agar tidak salah dalam mengambil sikap.
Dalam webinar via Instagram Departemen Ilmu Kesehatan Anak Universitas Indonesia (UI), Frida mengatakan, kerap kali orang tua dan masyarakat salah kaprah menilai tanda puber remaja putri. Banyak anggapan di masyarakat kalau puber pada remaja putri terjadi kalau sudah menstruasi, padahal sebenarnya itu adalah masa akhir. "Justru puber pada remaja putri dimulai dari tumbuhnya payudara," kata Frida.
Ia mengatakan, biasanya tanda pertama masa puber tersebut akan muncul saat usia anak mulai menginjak 10 tahun. Namun pada beberapa kasus, ada remaja putri mengalami pertumbuhan payudara lebih dini mulai dari usia delapan tahun.
Setelah itu, masa puber akan berlanjut dengan pertumbuhan tinggi badan pada anak yang lebih cepat dengan durasi diperkirakan terjadi dua tahun hingga tiga tahun setelah payudara tumbuh.
"Nah untuk remaja yang akhirnya menstruasi, biasanya sudah mengalami dua hal tersebut terlebih dahulu. Ketika menstruasi itu artinya masa pubernya sudah mau selesai," kata Frida.
Berdasarkan studi Kementerian Kesehatan di 2018, masa menstruasi remaja putri di Indonesia biasanya terjadi di usia 12 tahun-13 tahun dengan rata-rata terjadi di usia 12 tahun 9 bulan. Meski begitu, untuk menstruasi pertama pada remaja putri juga bisa terjadi lebih lambat dengan usia maksimal 15 tahun.
Di masa menstruasi ini, orang tua harus lebih bijak memberikan edukasi kepada remaja putri karena di masa akhir puber tersebut anak benar-benar mengalami perubahan drastis dalam tubuhnya.
"Remaja putri itu mengalami perubahan fisik yang drastis, ada juga perubahan biologis dan mental karena mereka juga tidak paham dengan perubahan yang mereka alami. Maka dari itu perlu ada komunikasi dan pendampingan yang tepat kepada remaja putri untuk mengenal dirinya," kata Frida.
Beberapa edukasi yang perlu diberikan di antaranya terkait kebersihan organ intim termasuk waktu yang tepat untuk mengganti pembalut, hingga mengenal siklus rutin menstruasi. Dari segi kebersihan orang tua bisa mengajarkan remaja puteri untuk mengganti pembalutnya empat hingga enam kali sehari. Sedangkan dari segi durasi remaja puteri normalnya akan akan mengalami menstruasi selama tiga hingga 12 hari. Ajarkan anak bahwa siklus itu dapat berulang setiap bulannya dengan interval berulang di antara 21 hari–40 hari berikutnya.
Menurut Frida, apabila remaja putri belum juga mengalami menstruasi pertama hingga usia 15 tahun, maka orang tua bisa memeriksakan kondisi putrinya ke dokter sehingga bisa mendapatkan penanganan serta pemeriksaan yang tepat. Diharapkan dengan mengenal tanda-tanda puber pada remaja putri, orang tua bisa lebih memperhatikan nutrisi dan kebutuhan anaknya untuk tumbuh secara optimal di masa puber.