REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Selama ini banyak orang beranggapan bahwa rasa bahagia merupakan hal "bawaan" yang tak bisa diubah. Padahal, anggapan tersebut tidaklah benar. Dengan pendekatan yang tepat, rasa bahagia bisa ditingkatkan secara signifikan.
"Ada miskonsepsi bahwa kebahagiaan itu bawaan dan kita tidak bisa mengubahnya," jelas profesor di bidang psikologi dari Yale University, Laure Santos, seperti dilansir CNET, Selasa (4/4/2023).
Mengacu pada studi dalam Review of General Psychology, sekitar 50 persen rasa bahagia memang ditentukan oleh gen. Namun, sebanyak 10 persen lainnya ditentukan oleh kejadian dalam hidup dan 40 persen sisanya ditentukan oleh aktivitas sehari-hari. Dengan kata lain, ada rasa bahagia yang bisa dikontrol oleh manusia.
Sebuah kursus yang diluncurkan oleh University of California juga menunjukkan bahwa rasa bahagia sangat mungkin untuk ditingkatkan. Kursus bernama Science of Happiness ini diluncurkan pada 2014 dan memiliki satu tujuan sederhana, yaitu membuat para mahasiswa merasa lebih bahagia.
Ada ribuan mahasiswa yang berpartisipasi dalam kursus Science of Happiness. Para mahasiswa yang mengikuti kursus ini secara penuh mengalami peningkatan rasa bahagia yang signifikan dari pekan ke pekan. Di saat yang sama, perasaan sedih, stres, kesepian, amarah, hingga ketakutan yang sebelumnya mereka rasakan ikut berkurang.
Berdasarkan beberapa studi klinis, ada lima hal yang bisa dilakukan bila orang-orang ingin meningkatkan perasaan bahagia mereka. Berikut ini adalah kelima hal tersebut.
Tingkatkan Koneksi Sosial
Koneksi sosial merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi kebahagiaan menurut sejumlah studi. Hubungan dekat, baik dengan pasangan, keluarga, teman, atau masyarakat sekitar, merupakan faktor yang paling berperan dalam menjaga rasa bahagia. "Bila Anda memiliki hubungan yang baik, Anda lebih mungkin untuk menjadi lebih bahagia," peneliti Robert Waldinger.
Memelihara dan meningkatkan koneksi atau hubungan sosial, lanjut Waldinger, membutuhkan usaha. Orang-orang perlu memberikan waktu dan perhatian mereka kepada orang lain agar hubungan mereka dengan orang tersebut tetap terjalin dengan baik. Sebagai contoh, bertanya kabar lewat telepon atau chat.
Lakukan Kebaikan Acak
Melakukan sebuah kebaikan kecil yang acak bisa meningkatkan rasa kebahagiaan pada diri sendiri. Kebaikan ini bisa berupa hal yang sangat sederhana, seperti memberikan pujian kepada orang lain atau membuatkan kopi untuk pasangan. Selain membuat perasaan lebih bahagia, melakukan kebaikan kecil yang acak juga bisa menurunkan rasa depresi dan cemas menurut sejumlah studi.
Ekspresikan Syukur
Coba buat jurnal rasa syukur setiap hari dan tuliskan tiga hal yang paling disyukuri di hari itu. Hal-hal yang disyukuri ini tak harus berupa sesuatu yang besar. Hal sesederhana berbincang dengan teman baik, berhasil menyelesaikan tugas, atau melihat kucing dan anjing lucu di jalan juga dapat dituliskan ke dalam jurnal.
Tujuan dari jurnal ini adalah melatih cara berpikir diri agar berfokus pada hal-hal baik dalam hidup. Dengan begitu, fokus yang semula lebih terpusat pada hal-hal buruk bisa dialihkan ke hal-hal yang lebih positif.
Terapkan Mindfulness
Perilaku mindfulness dapat melatih pikiran untuk hadir di saat ini, bukan di masa lalu atau masa depan. Pola pikir seperti ini bisa meningkatkan rasa penerimaan terhadap diri sendiri.
Saat ini, ada banyak aplikasi yang dapat memberikan bimbingan untuk menerapkan perilaku mindfulness. Aplikasi-aplikasi ini bisa diunduh dan dipasang dengan mudah ke ponsel pintar.
Sayangi Diri Sendiri
Hal yang mungkin paling sulit dilakukan sebagian orang adalah menunjukkan cinta kasih kepada diri sendiri. Banyak orang terbiasa untuk mengkritik dan menghukum diri sendiri tanpa jeda. Padahal, sikap mengkritik diri secara berlebihan justru dapat menghalangi seseorang dalam mencapai tujuan mereka.
Rasa cinta kasih kepada diri sendiri bisa ditumbuhkan dengan beragam cara. Sebagian di antaranya adalah dengan menulis surat kepada diri sendiri. Tulis surat tersebut seakan diri sendiri sedang menyemangati keluarga atau sahabat.