REPUBLIKA.CO.ID,NEW DELHI -- Pemerintah India telah memutuskan untuk memberikan penekanan pada skema ‘Haji Tanpa Uang’ tahun ini. Sesuai dengan kebijakan tersebut, jamaah haji nantinya akan diberikan kartu Bank Negara India (SBI) untuk penggunaan mata uang asing.
Dalam pelaksanaan haji sebelumnya, jamaah disebut harus menyetor 2.100 Riyal Saudi kepada Komite Haji India. Nantinya, uang tersebut dapat mereka dibelanjakan di Makkah maupun Madinah ketika berhaji.
Dilansir di The Statesman, Selasa (4/4/2023), seorang sumber menyebut kini jamaah haji tidak perlu lagi menyetor sejumlah uang ke komite haji. Mereka bisa langsung menggunakan uang ini melalui SBI.
Tidak hanya itu, nantinya jamaah juga akan diberikan 'Kartu Forex' dan karenanya tidak perlu membawa uang tunai. Dengan kebijakan ini, diharapkan jamaah dapat membelanjakan uang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Lebih lanjut, sumber yang sama mengatakan ada penekanan pada 'Haji Tanpa Uang Tunai' di Digital India. Ini merupakan ikhtiar Kementerian Urusan Minoritas agar jamaah mendapatkan fasilitas yang maksimal dan biaya yang dikeluarkan juga berkurang.
Menurut kementerian, 184.000 permohonan telah diterima untuk pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Di antaranya, 10.621 orang berusia di atas usia 70 tahun dan 4.314 wanita yang mengajukan haji tanpa 'mahram' (kerabat dekat laki-laki) diberi prioritas, berdasarkan persetujuan.
Kementerian juga mengatakan 140.000 orang telah dipilih untuk berangkat haji. Mereka telah mendapat pemberitahuan melalui SMS.
Sementara itu, Kementerian Urusan Minoritas juga telah menyiapkan beberapa nama yang masuk dalam daftar tunggu. Mereka yang masuk dalam kategori ini juga telah mendapat pemberitahuan melalui SMS.
Tahun ini, 175.025 orang disebut akan pergi haji dari India. Penerbangan pertama untuk Haji Yatra (Hajj Yatra 2023) akan dimulai dari India pada 21 Mei.
Sumber: