Selasa 04 Apr 2023 17:15 WIB

Daop 3 Cirebon Pantau 14 Titik Rawan Bencana

Daop 3 Cirebon juga menempatkan alat material untuk siaga di 17 titik.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Menghadapi musim hujan, PT KAI Daop 3 Cirebon melakukan langkah antisipasi kerawanan bencana di 14 titik.
Foto: Dok Humas Daop 3 Cirebon
Menghadapi musim hujan, PT KAI Daop 3 Cirebon melakukan langkah antisipasi kerawanan bencana di 14 titik.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sebanyak 14 titik di sepanjang jalur kereta api (KA) di wilayah Daop 3 Cirebon memiliki potensi banjir dan kontur tanah labil. Belasan lokasi itu dilakukan pemantauan khusus sebagai upaya antisipasi gangguan perjalanan KA.

Keberadaan 14 titik rawan bencana itu diketahui dari hasil pemetaan yang dilakukan pihak Daop 3 Cirebon di sepanjang jalur KA. "Mengingat pada masa angkutan Lebaran akan ada perjalanan 153 KA," kata Manager Humas Daop 3 Cirebon, Ayep Hanapi, Selasa (4/4/2023).

Ayep merinci, 153 KA itu terdiri dari KA Reguler sebanyak 103 KA, KA Tambahan Lebaran sebanyak 26 KA dan KA Barang sebanyak 24 KA. "Kami melakukan upaya-upaya pencegahan potensi gangguan perjalanan KA," ujar Ayep.

Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh PT KAI Daop 3 Cirebon, 14 titik pemantauan khusus itu terdiri dari sepuluh titik lokasi potensi banjir dan empat titik lokasi kontur tanah labil. Adapun sepuluh titik lokasi potensi banjir itu terletak di KM 131+945 di Stasiun Cipunegara- Haurgeulis, KM 125+704 di Stasiun Pegadenbaru-Cipunegara, KM 162+643 di Stasiun Terisi-Telagasari dan KM 177+249 di Stasiun Telagasari-Jatibarang.

Selain itu, KM 174+248 di Stasiun Babakan-Tangjung, KM 177+542 di Stasiun Babakan-Tanjung, KM 187+603 di Stasiun Tanjung-Losari, KM 161+644 di Stasiun Tegal-Brebes, KM 252+664 di Stasiun Ciledug-Ketanggungan dan KM 86+300 sampai 87+000 di Stasiun Cikampek-Tanjungrasa.

Sedangkan empat titik lokasi kontur tanah labil tersebar di KM 138+500 sampai 139+000 dan KM 141+000 sampai 141+100 di Stasiun Haurgeulis-Cilegeh, KM 149+700 sampai KM 150+700 di Stasiun Cilegeh-Kadokangabus serta KM 175+000 sampai KM 176+400 Stasiun Terisi-Jatibarang.

Ayep menyatakan, pihaknya berupaya melakukan pencegahan bencana tersebut. Di antaranya, dengan melakukan normalisasi saluran jalan kereta api dari tumpukan sampah, sedimen (pendangkalan saluran), dan perkuatan tubuh jalan KA dengan pancangan dari rel bekas dan bronjong.

Selain itu, penempatan AMUS (Alat Material Untuk Siaga) di 17 titik. Yaitu, di Stasiun Pabuaran, Pasirbungur, Pegaden baru, Haurgeulis, Terisi, Jatibarang, Arjawinangun, Cirebon, Cirebon Prujakan, Babakan, Tanjung, Bulakamba, Brebes, Sindang Laut, Ciledug, Ketanggungan, dan Songgom.

"AMUS disiapkan untuk mengantisipasi banjir dan ambles di titik pemantauan khusus," kata Ayep.

AMUS merupakan alat bantu darurat yang terdiri dari peralatan kerja dan material, diantaranya bantalan rel dan batu balas. Persiapan tersebut untuk tindakan cepat ketika terjadi gangguan.

"Kami juga menerjunkan petugas dari Daop 3 Ciirebon untuk melakukan pemantauan di titik-titik rawan bencana, dan menambah Petugas Penilik Jalur (PPJ) ekstra," pungkas Ayep. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement