Selasa 04 Apr 2023 17:22 WIB

Banyak Kebocoran, Kementan Merehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier di Blitar

Perbaikan jaringan irigasi diharapkan dapat meningkatkan Indeks Pertanaman

Pembenahan infrastruktur pertanian berupa Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) untuk mengairi lahan sawah seluas 50 hektare (Ha) di Desa Bendosewu, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Foto: Kementan
Pembenahan infrastruktur pertanian berupa Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) untuk mengairi lahan sawah seluas 50 hektare (Ha) di Desa Bendosewu, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Pembenahan infrastruktur pertanian berupa Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) untuk mengairi lahan sawah seluas 50 hektare (Ha) di Desa Bendosewu, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Pekerjaan yang dilakukan bersama secara padat karya oleh Kelompok Tani (Poktan) Rukun Santoso I untuk mengatasi banyak kebocoran pada saluran tersier, mengakibatkan air tidak bisa mengalir sampai hilir.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, perbaikan jaringan irigasi ini diharapkan dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dengan rata-rata produksi 5 ton/ha.

Baca Juga

"Kebutuhan air dalam usaha tani sangatlah penting, aliran-aliran air dari sumber air yang tidak bisa sampai ke lahan sawah dan tidak dapat dimanfaatkan oleh petani dapat dibantu alirannya melalui jaringan irigasi tersier. Oleh karena itu, jaringan irigasi tersier adalah komponen mutlak dalam sistem irigasi," tegas Mentan SYL, Selasa (4/4/2023), dalam siaran persnya.

photo
Pembenahan infrastruktur pertanian berupa Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) untuk mengairi lahan sawah seluas 50 hektare (Ha) di Desa Bendosewu, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. - (Kementan)

Mentan SYL menambahkan, jaringan irigasi tersier inilah yang masuk ke wilayah persawahan dan langsung berhubungan dengan para petani. Efek yang langsung dirasakan petani adalah, adanya penambahan Indeks Tanam.

“Dengan adanya program rehabilitasi jaringan irigasi, maka ada peningkatan pada indeks tanam petani, yang sebelumnya hanya sekali setahun menjadi dua kali,” katanya.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil menjelaskan, RJIT sesuai dengan kebutuhan petani. Sebagian besar dananya disalurkan melalui sistem swakelola petani.

"Dengan swakelola oleh petani, jaringan irigasi tersier yang direhabilitasi umumnya akan lebih bagus dan petani merasa lebih memiliki. Kita membangun secara bertahap berdasarkan kebutuhan masyarakat petani," ujar Ali Jamil.

Ali Jamil mengatakan, rumus program RJIT adalah kondisi jaringan tersier yang rusak, kondisi saluran primer dan sekunder bagus untuk irigasi teknis, terdapat sumber air untuk irigasi desa, di sekitarnya ada sawah yang diairi dan ada petaninya. Menurutnya, dengan diserahkannya RJIT kepada kelompok tani, maka pembangunan jaringan irigasinya akan dilakukan secara gotong royong atau swakelola.

"Bagi masyarakat petani yang membutuhkan bantuan RJIT bisa mengajukan ke Dinas Pertanian kabupaten atau kota masing-masing. Nanti dinas bisa meneruskannya ke Ditjen PSP untuk ditindaklanjuti," jelasnya.

Selama ini Ditjen PSP juga sudah melakukan monitoring optimalisasi pemanfaatan jaringan irigasi tersier. Selain itu, pihaknya juga akan mendata atau melakukan pemetaan jaringan irigasi yang sudah direhabilitasi dan yang belum direhabilitasi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement