REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Sepak Bola untuk Rakyat (GSR) dan sejumlah kelompok suporter timnas Indonesia menggelar aksi 1.000 lilin dan doa bersama. Aksi yang digelar di Gedung Joang '45, Jakarta, Selasa (4/3/2023) malam WIB, itu merupakan respons atas kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Selain dihadiri sejumlah perwakilan suporter timnas Indonesia, seperti La Grande Indonesia dan Ultras Garuda, aksi ini juga dihadiri perwakilan kelompok suporter klub-klub kontestan Liga 1, seperti Persija Jakarta dan Persib Bandung. Tidak hanya itu, aksi ini juga diawali diskusi yang bertajuk ''Selamatkan Masa Depan Sepak Bola Indonesia''.
Diskusi tersebut dihadiri oleh sejumlah pihak, mulai dari Ketua Umum Forum Penggemar Sepak Bola Indonesia (FAPSI), Amsori, hingga pengamat sepak bola nasional, Sigit Nugroho. Tidak ketinggalan, pengamat sepak bola Indonesia, Akmal Maharli, juga terlihat hadir saat aksi menyalakan 1.000 lilin tersebut.
''Ini sebagai bentuk respons kita, teman-teman suporter, dan masyarakat, atas gagalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20,'' kata Koordinator GSR, Ferry Bastian, kepada wartawan, Selasa (4/4/2023).
Ferry pun menyebut, kegagalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 telah memberikan dampak kerugian pada berbagai sektor, termasuk pariwisata dan UMKM. Pun dari kerugian finansial yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia dalam mempersiapkan gelaran Piala Dunia U-20 2023.
Semua kerugian ini kian menambah kekecewaan kelompok suporter dan masyarakat pencinta sepak bola. Begitu pula dengan kegagalan mendukung timnas Indonesia U-20 untuk bisa tampil di pentas Piala Dunia U-20, yang disebut-sebut sebagai turnamen sepak bola paling bergengsi kedua sejagat tersebut.
Dalam aksi menyalakan lilin di pelataran halaman di dalam museum Gedung Juang '45, kelompok suporter juga terlihat menyanyikan sejumlah lagu nasional dan diriingi oleh chant yang bisa digunakan untuk mendukung klub-klub kesayangannya ataupun timnas Indonesia di dalam sebuah pertandingan.
Sementara pengamat sepak bola Indonesia, Akmal Maharli, menilai, gelaran aksi 1.000 lilin dan doa bersama ini merupakan ekspresi kekecewaan atas kegagalan menyaksikan Indonesia untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah dan tampil di Piala Dunia U-20 2023.
''Ini yang harusnya diberikan perhatian lebih oleh para pemimpin-pemimpin kita, politisi kita, jangan pernah mengorbankan sepak bola untuk kepentingan politik, tapi gunakan sepak bola untuk kepentingan bangsa. Jangan mimpi masyarakat ini dihapuskan karena kepentingan politik,'' kata Akmal.
Aksi tersebut diwarnai dengan adanya poster dukungan terhadap Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir. Poster tersebut menampilkan foto Erick Thohir, yang disebut tengah berusaha bernegosiasi dengan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) terkait potensi sanksi terhadap Indonesia. Poster tersebut juga dilengkapi dengan tulisan,''Alone not Lonely. Selamatkan Sepak Bola Indonesia''.