Selasa 04 Apr 2023 23:45 WIB

Media Digital Terbukti Mampu Tumbuhkan Kreativitas Warganet

Kreativitas warganet dalam manfaatkan ruang digital terbukti saat pandemi berlangsung

Media digital terbukti mampu menumbuhkan kreativitas warganet melalui berbagai aksi kegiatan. Salah satunya, aksi solidaritas warga melalui media digital selama pandemi berlangsung.
Foto: www.freepik.com
Media digital terbukti mampu menumbuhkan kreativitas warganet melalui berbagai aksi kegiatan. Salah satunya, aksi solidaritas warga melalui media digital selama pandemi berlangsung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berpikir positif, kreatif, dan aman di internet merupakan tujuan atas pemahaman empat pilar utama literasi digital. Pilar etika digital memandu perbuatan positif, pilar kecakapan dan budaya digital menghasilkan kreativitas, dan pilar keamanan digital menjanjikan keamanan dan kenyamanan di dunia maya.

Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Lombok Tengah Jaelani menyampaikan hal itu saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital bertajuk ”Positif, Kreatif, dan Aman di Internet” yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk komunitas pendidikan di Lombok Tengah, NTB, Selasa (4/4).

Jaelani mengatakan, digitalisasi budaya merupakan salah satu ruang lingkup budaya bermedia digital yang mengandalkan kreativitas. Jatidiri manusia dalam ruang budaya digital tak berbeda dengan budaya non-digital.

”Digitalisasi budaya memungkinkan kita mendokumentasikan kekayaan budaya, dan dapat menjadi peluang untuk mewujudkan kreativitas,” ujarnya dalam keterangan tulis, Selasa (4/3/2023).

Menurut Jaelani, media digital terbukti mampu menumbuhkan kreativitas warganet melalui berbagai aksi kegiatan. Salah satunya, aksi solidaritas warga melalui media digital selama pandemi berlangsung. 

Gerakan sosial sepanjang pandemi, di antaranya: donor plasma konvalesen, warga membantu warga dengan cara menyediakan bahan pangan dan kebutuhan pokok bagi yang isoman.

”Contoh aksi lainnya, mewujudkan kesetaraan lewat gerakan digital inklusif. Yakni, memberikan literasi digital bagi kelompok rentan, anak-anak, perempuan, lansia, disabilitas, dan masyarakat 3T (terdepan, terluar, tertinggal),” sebut Jaelani dalam diskusi yang dipandu Rendy Tan sebagai moderator.

Dari perspektif keamanan digital, Kepala Cabang Dinas Dikbud Lombok Tengah Syarif Hidayatullah menegaskan, aman berinternet berarti mampu memberikan perlindungan data pribadi hingga terbebas dari masalah penipuan seperti phising.

”Phising adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. Data yang menjadi sasaran: data pribadi (nama, usia, alamat), data akun (username dan password), serta data finansial (info kartu kredit, rekening),” jelas Syarif di hadapan siswa berbagai sekolah menengah atas maupun santri beberapa pesantren di Lombok Tengah, NTB.

Sementara, menurut Kepala Dinas Kominfotik Provinsi NTB Najamuddin Amy, positif, kreatif, dan aman di internet berarti tidak mengakses atau mendistribusikan konten negatif. Jenis-jenis konten negatif pada media digital menurut UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), yakni: melanggar kesusilaan, perjudian, penghinaan atau pencemaran nama baik, dan pemerasan atau pengancaman.

 ”Juga penyebaran berita bohong dan menyesatkan, sehingga mengakibatkan kerugian, serta penyebaran kebencian atau permusuhan berdasarkan SARA,” pungkas Najamuddin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement