REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Pengguna WhatsApp kembali dibayangi penipuan kode enam digit. Penipuan ini pertama kali mencuat beberapa tahun yang lalu. Peretasan itu dapat menyebabkan pesan pribadi pengguna disalahgunakan oleh penjahat dunia maya.
Pengguna Windows dan WhatsApp didesak untuk mengunduh aplikasi obrolan yang baru. Menurut tim keamanan di Action Fraud UK, serangan penipuan daring ini mulai meningkat lagi dengan sejumlah pengguna WhatsApp yang melaporkan mereka telah menjadi sasaran.
"Action Fraud telah menerima laporan terkait penipuan yang mencuri akses ke akun pengguna WhatsApp," kata para pakar dunia maya dalam sebuah posting blog, dikutip dari laman Express, Rabu (5/4/2023).
Lantas bagaimana cara kerja penipuan ini dan apa yang terjadi jika Anda menjadi korban?
Modus penipuan ini bisa dimulai dengan pesan biasa yang masuk ke obrolan WhatsApp. Penipu ini bisa saja berpura-pura sebagai teman yang mengaku baru mengganti ponsel, atau memiliki kode keamanan WhatsApp untuk mengirim perangkat Anda secara tidak sengaja.
Pada saat yang sama, perangkat pengguna akan menampilkan kode enam digit di layar. Penipu yang mengaku teman tersebut kemudian akan meminta agar nomor unik ini diteruskan ke ponselnya.
Semuanya tampak sangat tidak berbahaya, tetapi sebenarnya itu adalah tipuan yang rumit dan mengirimkan kode tersebut justru akan memberi penjahat akses penuh ke obrolan pengguna.
Bisa jadi teman yang mengirim pesan kepada pengguna juga sudah menjadi korban penipuan. Peretas menggunakan akun tersebut untuk membodohi lebih banyak orang. Alasan mereka menginginkan kode tersebut adalah karena inilah yang dikirimkan WhatsApp ketika seseorang ingin mengakses layanan dari perangkat baru.
Segera setelah terkirim, WhatsApp yakin bahwa itu adalah upaya untuk masuk ke akun pengguna. Setelah diaktifkan, pencuri dunia maya dapat mengirim pesan ke kontak pengguna dan memulai percakapan, atau bergabung dengan obrolan grup.
Dengan menggunakan metode ini, penipu daring dapat dengan mudah menargetkan teman dan keluarga dengan peretasan yang sering digunakan untuk meminta transfer uang melalui layanan seperti Paypal. Lebih buruk lagi, pengguna juga sering terkunci dari akun WhatsApp mereka sendiri selama berjam-jam, sehingga sulit untuk memperingatkan orang bahwa mereka telah menjadi sasaran.