Rabu 05 Apr 2023 13:58 WIB

Tren Kesehatan dengan Telemedicine dan Telehealth, Seperti Apa?

Masyarakat lebih aktif merawat kesehatan dan kesejahteraan mereka.

Pemanfaatan telehealth di Indonesia telah tumbuh dari 25 persen pada 2019 menjadi 51 persen pada 2021 dan persentasenya diperkirakan akan meningkat menjadi 72 persen pada 2024./ilustrasi
Foto: Unsplash
Pemanfaatan telehealth di Indonesia telah tumbuh dari 25 persen pada 2019 menjadi 51 persen pada 2021 dan persentasenya diperkirakan akan meningkat menjadi 72 persen pada 2024./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Kemajuan dalam komunikasi video, bersama dengan pergeseran perilaku konsumen, mendorong industri kesehatan untuk lebih berorientasi pada pasien. Strategi yang mengedepankan digital dan didasarkan pada kebutuhan pasien ini memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk memberikan hasil yang lebih baik dalam seluruh rangkaian perawatan.

Saat ini, masyarakat lebih aktif merawat kesehatan dan kesejahteraan mereka dengan menumbuhkan minat untuk menjaga kesehatan dan mengubah gaya hidup, mencari tahu tentang gejala dan pilihan pengobatan yang tersedia bagi mereka, serta metode pencegahan lainnya. 

Baca Juga

Menurut studi dari Bain & Company, pemanfaatan telehealth di Indonesia telah tumbuh dari 25 persen pada 2019 menjadi 51 persen pada 2021 dan persentasenya diperkirakan akan meningkat menjadi 72 persen pada 2024. Ketersediaan solusi telehealth dan layanan kesehatan virtual menjadi semakin penting, sebab konsumen semakin memegang kendali terhadap bagaimana dan di mana mereka dapat mengakses layanan kesehatan.

“Tujuan kami adalah untuk menggunakan telemedicine saat dibutuhkan. Model yang ideal bukanlah model yang serba digital – di mana semua layanan dilakukan melalui video atau virtual – tetapi yang didasarkan pada penerapan klinis yang nyata, yang mampu mempermudah akses bagi orang-orang yang membutuhkan perawatan kesehatan. Oleh karena itu, penyedia layanan kesehatan dapat membuat keputusan yang lebih baik saat menentukan tindakan lanjutan terhadap pasien,” kata Ron Emerson, Global Healthcare Lead di Zoom, dalam siaran pers, Rabu (5/4/2023).

Zoom membantu para dokter dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan layanan berkualitas tinggi dan hemat biaya untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan yang dinamis. 

Platform Zoom yang aman dan dapat diskalakan, bisa memenuhi kebutuhan penyedia layanan kesehatan, farmasi dan bioteknologi, serta perangkat medis yang dinamis saat ini. Solusi Zoom digunakan secara efektif dalam telehealth, layanan kesehatan kolaboratif, pendidikan kedokteran, dan population-based care di seluruh rangkaian layanan kesehatan untuk pasien di seluruh dunia.

“Selain kunjungan dokter virtual, langkah selanjutnya bagi penyedia layanan kesehatan kesehatan adalah mengintegrasikan video di seluruh spektrum layanan kesehatan dan administrasi. Dengan demikian, penyedia layanan kesehatan dapat membantu meningkatkan dan merampingkan alur kerja mereka, meningkatkan efisiensi, dan mendorong untuk saling berbagi pengetahuan,'' ujar Emerson.

Apabila penyediaan layanan kesehatan diiringi dengan penerapan komunikasi video dalam proses penagihan dan penggantian biaya (reimbursement), lanjut dia, pertemuan dengan vendor, hubungan antar karyawan, dan fungsi administratif penting lainnya, maka hal ini dapat mendukung bisnis layanan kesehatan agar tetap berjalan dengan gesit dan kompetitif.

sumber : siaran pers
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement