Rabu 05 Apr 2023 08:41 WIB

4 Cara Melembutkan Hati dan Memperbanyak Ketenangan Batin

Hati yang lembut akan merasakan kedekatan dengan Allah.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi umat Islam berpuasa dan memperbanyak ibadah untuk melembutkan hati.
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Ilustrasi umat Islam berpuasa dan memperbanyak ibadah untuk melembutkan hati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Waspadalah terhadap kerasnya hati. Ini adalah penyakit hati yang sangat berbahaya. Sebab, seseorang yang hatinya keras membatu enggan untuk menerima nasihat kebaikan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Banyak hal yang dapat menjadi penyebab hati yang membatu, salah satunya adalah karena terus-menerusnya maksiat dan mengikut hawa nafsu. Lalu bagaimana mengobati hati yang keras membatu?

Baca Juga

Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakar bin Farh al-Anshari al-Khazraji, Al Andalusi, al Qurthubi atau dikenal dengan sebutan Imam Qurthubi dalam kitab at Tadzkirah pada bab maa yudzakarul mauta wal akhirota wa yuzahidu fiddunnya/Bab Mengingat Kematian dan Kehidupan Akhirat serta Zuhud Terhadap Dunia, memberikan penjelaskan bahwa apabila hati telah membatu, ada empat cara untuk mengobatinya. Apa saja?

Pertama, menghadiri majelis taklim.

الإقلاع عما هي عليه، بحضور مجالس العلم بالوعظ والتذكر والتخويف والترغيب وأخبار الصالحين، فإن ذلك مما يلين القلوب وينجع فيها.

Membuang segala penyakit hati dengan cara menghadiri majelis-majelis taklim yang memberikan pelajaran mengenai hikmah mengingat mati, carita orang-orang saleh, kabar baik, dan ancaman. Itu semuanya dapat mengubah hati menjadi lembut.

Kedua, banyak mengingat mati. 

Imam Qurthubi menyebutkan bahwa mengingat mati dapat mengobati hati yang keras membatu. Dalam sebuah riwayat, ada seorang perempuan datang kepada sayyidati Aisyah Radhiyallahu Anha. Dia bertanya tentang hatinya yang keras. Aisyah lalu memerintahkannya untuk memperbanyak mengingat mati. Lalu perempuan itu melaksanakannya sehingga hatinya menjadi lembut. 

قال العلماء ( أبو محمد عبدالحق في كتابه العاقبة) فذكر الموت يردع عن المعاصي، ويلين القلب القاسي، ويذهب الفرح بالدنيا ويهون المصائب فيها 

Berkata ulama (Abu Muhammad Abdul Haq dalam kitabnya Al 'Akibatu): mengingat mati dapat menghindarkan dari maksiat, dan dapat melembutkan hati, dan menghindarkan diri dari mencari kesenangan dunia dan meringankan beban.

Ketiga, melihat orang mati. 

Imam Qurthubi menjelaskan, melihat orang yang sedang sakaratul maut hingga dicabut nyawanya, serta membayangkan bila hal tersebut terjadi padanya, maka akan dapat mengekang nafsunya. Selain itu, melihat orang yang mati akan memberikan motivasi pada seseorang untuk memperbanyak melakukan amal saleh. 

Keempat, melakukan ziarah kubur.

Imam Qurthubi menjelaskan bahwa melakukan ziarah kubur dapat mengobati hati yang keras. Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW:

كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُزَهِّدُ فِي الدُّنْيَا وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ 

“Dulu aku pernah melarang kalian untuk ziarah kubur. Sekarang, silakan ziarah karena sungguh ziarah kubur dapat membuat kalian zuhud di dunia dan dapat mengingatkan kalian pada akhirat,” (HR Ibnu Majah).

Menurut Imam Qurthubi, berziarah kubur memiliki dampak lebih besar bagi hati seseorang dibanding cara lainnya. Untuk melihat orang yang meninggal dan mengambil pelajaran dari peristiwa itu, ini tidak bisa ditemukan setiap saat. Tetapi ziarah kubur bisa dilakukan setiap saat dan dampaknya lebih terasa di hati.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement