Di mata sebagian orang, itu mengubah salah satu simbol kuno bulan yang diberkati menjadi parodi yang norak. Pada Februari 2022, Bank Sentral Mesir memberlakukan pembatasan impor, karena kekurangan cadangan dolar.
Ini termasuk lampion China. Hal ini tampaknya merupakan peluang emas untuk menghidupkan kembali industri tradisional di dalam negeri. Itu telah terkonsentrasi di Jalan Taht El-Rab'a di Kairo Fatimiyah selama ratusan tahun.
Sementara beberapa pembatasan telah dicabut, impor lentera China masih dilarang. Namun, beberapa masih diselundupkan. Lentera yang tidak terjual dari tahun-tahun sebelumnya tetap ada di toko. Hal ini menghidupkan kembali nostalgia fanoos gaya lama yang biasa dibeli orang tua untuk Ramadhan.
Saat ini, pembuat lentera telah merevolusi pekerjaannya. Mereka membuat lentera dari lembaran tembaga dan besi ringan, kayu dan plastik, dan menggunakan kain bordir yang bermotif seni dan kaligrafi Islam. Seniman dan pengrajin bersaing satu sama lain untuk membuat lampion dari bambu, batang kurma, henna dan alang-alang.
Di sebuah bengkel kecil di jalan Bab El Bahr, berdiri Ibrahim, seorang pria berusia lima puluhan, di depan sebuah meja tinggi. Dia sedang mengecat lentera yang terbuat dari besi lembaran, menambahkan sentuhan akhir sebelum memajangnya di depan bengkel.