REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Astronaut asal Uni Emirat Arab (UEA) Sultan Al Neyadi memaparkan pengetahuannya tentang bagaimana air digunakan di luar angkasa. Beberapa waktu lalu, dia menghabiskan waktu selama hampir sebulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Air sangat berharga di luar angkasa. Dia menceritakan bagaimana air digunakan untuk menciptakan udara bersih yang bersirkulasi melalui ISS.
“Air digunakan untuk menciptakan udara bersih dengan memisahkan oksigen dari hidrogen dan didaur ulang untuk menyediakan pasokan air bersih yang berkelanjutan,” kata Al Neyadi dalam akun Twitter-nya.
Air yang relatif berlimpah di bumi sangat berbeda kondisinya dengan di luar angkasa. Setiap tetesnya diperhitungkan. Artinya, tidak ada kemewahan seperti menikmati mandi air panas yang lama dan membawa air dalam jumlah besar ke luar angkasa.
Dilansir laman The National, Rabu (5/4/2023), air dikenal berat dan ruang penyimpanannya terbatas di ISS sehingga astronaut harus mendaur ulang hampir semuanya, termasuk urine dan keringat. Air tidak mengalir di lingkungan tanpa gravitasi. Jadi, mandi dan menyikat gigi astronaut berbeda.
Tidak ada gunanya memasang pancuran, keran, atau bak cuci di ISS karena air akan hanyut dalam bentuk tetesan. Sebagai gantinya, Al Neyadi dan rekan-rekannya menggunakan handuk basah berisi sabun mandi untuk membersihkan diri.
Untuk mencuci rambut, mereka harus mengoleskan sampo tanpa air dan mengelapnya dengan handuk kering. Sementara untuk menyikat gigi, mereka bisa memeras sedikit air melalui sedotan untuk dibilas kemudian ditelan.
Dalam cicitannya itu, Al Neyadi menyertakan foto diri ketika mengerjakan tangki daur ulang air. “Dalam foto-foto ini, saya sedang mengerjakan tangki yang mendaur ulang air sambil mengenakan perlengkapan alat pelindung diri (APD) untuk mencegah kontaminasi. Memastikan sistem pendukung kehidupan yang terpelihara dengan baik adalah tugas utama para astronot, terutama selama misi jangka panjang,” ujarnya.