Rabu 05 Apr 2023 15:13 WIB

Inflasi Maret 2023 Sebesar 0,18 Persen, Airlangga: Relatif Terkendali

Pemerintah menyebut laju inflasi Maret sebesar 0,18 persen relatif terkendali.

Rep: Novita Intan/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pekerja mengangkut karung gula pasir di distributor sembako Arista, Sleman, Yogyakarta, Selasa (4/4/2023). Pemerintah menyebut laju inflasi Maret sebesar 0,18 persen tergolong relatif terkendali.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pekerja mengangkut karung gula pasir di distributor sembako Arista, Sleman, Yogyakarta, Selasa (4/4/2023). Pemerintah menyebut laju inflasi Maret sebesar 0,18 persen tergolong relatif terkendali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyebut laju inflasi Maret sebesar 0,18 persen tergolong relatif terkendali. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data realisasi inflasi Indonesia pada Maret 2023 sebesar 4,97 persen (yoy). Realisasi ini lebih rendah dari Februari 2023 sebesar 5,47 persen (yoy) tetapi lebih tinggi dibandingkan inflasi Maret 2022 sebesar 2,64 persen (yoy).

“Secara bulanan, inflasi Maret 2023 tercatat 0,18 persen (mtm). Angka tersebut relatif terkendali mengingat bulan ini sudah memasuki Ramadhan. Artinya pasokan level konsumen masih aman dan distribusi tidak terganggu,” Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan resmi, Rabu (5/4/2023).

Baca Juga

Berdasarkan komponen, inflasi harga diatur pemerintah (administered prices/AP) mengalami inflasi sebesar 0,12 persen (mtm) sehingga tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 11,56 persen (yoy). Inflasi AP terutama didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara, bensin, dan rokok kretek filter.

“Adanya momen libur panjang awal Ramadan serta adanya event besar seperti ASEAN Summit 2023 akan mendorong peningkatan permintaan transportasi, terutama angkutan udara,” ucapnya.