Rabu 05 Apr 2023 16:01 WIB

PKS Kecam Keras Serangan Pasukan Israel di Masjid Al-Aqsa

Serangan keji pasukan zionis dinilai sangat melukai umat Islam.

Red: Fernan Rahadi
 Polisi Israel mengawal pengunjung Yahudi yang menandai hari raya Paskah ke kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia dan bagi orang Yahudi sebagai Temple Mount, menyusul penggerebekan semalam di situs tersebut, di Kota Tua Yerusalem pada  bulan suci Ramadhan, Rabu (5/4/2023) .
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Polisi Israel mengawal pengunjung Yahudi yang menandai hari raya Paskah ke kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia dan bagi orang Yahudi sebagai Temple Mount, menyusul penggerebekan semalam di situs tersebut, di Kota Tua Yerusalem pada bulan suci Ramadhan, Rabu (5/4/2023) .

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Baru-baru ini beredar video di media sosial Pasukan Israel melakukan serangan ke sejumlah jamaah yang tengah beribadah di Masjid Al-Aqsa pada Selasa (4/4/2023). Di beberapa media disebutkan sedikitnya 80 orang terluka dan puluhan jamaah ditangkap. 

Menanggapi hal ini Wakil Ketua Fraksi PKS Sukamta menyatakan mengecam keras tindakan biadab pasukan Israel tersebut. Menurutnya serangan keji pasukan zionis yang dilakukan di saat ibadah bulan Ramadhan ini sangat melukai perasaan umat Islam.

"Bulan Ramadhan adalah bulan suci umat Islam, maka sangat wajar jika banyak umat Islam di Palestina ingin banyak beribadah di Masjid Al-Aqsa. Tindakan Pasukan Israel yang berdalih jamaah melebihi batasan waktu yang ditetapkan pemerintah Israel semakin menunjukkan arogansi Israel sebagai penjajah. Apalagi Israel telah menyabotase kewenangan pengelolaan Masjid Al-Aqsa yang semestinya oleh Dewan Urusan Wakaf Islam di bawah otoritas Yordania berdasar hukum internasional," katanya dalam siaran pers, Rabu (5/4/2023).

Menurut Sukamta, tindakan Israel yang semakin brutal tanpa mengindahkan hukum internasional karena adanya standar ganda yang selama dilakukan oleh Amerika dan negara-negara Barat, juga berbagai organisasi internasional. Adanya sikap standar ganda ini menyebabkan tekanan internasional terhadap Israel tidak berarti apa-apa.