REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) bersama Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia mengajak masyarakat, terutama di sekolah untuk meningkatkan kepedulian terhadap sesama dengan berzakat. Ajakan tersebut disampaikan melalui talkshow bertema "Memberi Kepedulian Tanpa Batas" sekaligus peluncuran Gerakan Berbagi Sejak Dini yang digelar di Mall Artha Gading Jakarta, Rabu (5/4/2023).
Hadir sebagai pembicara, Deputi I Bidang Pengumpulan M Arifin Purwakananta, Wakil Ketua Umum JSIT Indonesia Bidang Kemitraan Suhartono, serta perwakilan siswa JSIT Indonesia Mawla Izzan Cokry Aminudin.
Deputi I Bidang Pengumpulan, M Arifin Purwakananta mengatakan, selain menyemarakkan bulan suci Ramadhan, kegiatan talkshow di pusat perbelanjaan bertujuan memberikan literasi kepada masyarakat tentang pentingnya zakat, infak dan sedekah.
"Zakat, infak dan sedekah merupakan wujud kepedulian kita terhadap sesama yang akan menghadirkan manfaat bagi kelompok-kelompok yang membutuhkan, tidak saja di Indonesia tapi di seluruh dunia, semoga dengan ini nanti di masa depan semakin banyak anak-anak Indonesia yang lebih peduli kepada bangsanya," ujar Arifin.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum JSIT Indonesia Bidang Kemitraan Suhartono menyampaikan, saat ini JSIT Indonesia bekerja sama dengan Baznas untuk menggalang bantuan bagi korban gempa Turki dan Suriah yang terjadi pada 6 Februari 2023 lalu.
"Gempa telah mengakibatkan kerusakan dan dampak yang sangat besar. Korban jiwa mencapai puluhan ribu orang, ratusan ribu lain terluka dan menimbulkan kerugian material dan nonmaterial, insyaallah kami siap membersamai Baznas melakukan gerakan ini di seluruh keanggotaan kami di seluruh Indonesia," ujar Suhartono.
Dia menjelaskan, JSIT Indonesia menggalang dana sedekah dari seluruh jaringan sekolah yang tergabung se-Indonesia yang berasal dari murid, guru, wali murid, hingga manajemen sekolah.
"Dana tersebut telah disalurkan melalui Baznas sebagai bantuan Tahap I pada tanggal 15 Maret 2023 senilai Rp 680 juta," ungkapnya dalam siaran pers.
Meski tidak pernah bertemu, kata Suhartono, dan jarak yang terpaut jauh tapi JSIT Indonesia menunjukkan kepedulian yang serius bagi para korban gempa Turki dan Suriah.
Dia berharap apa yang dilakukan JSIT Indonesia bisa menginspirasi individu maupun komunitas lain untuk melakukan gerakan kepedulian terhadap sesama.