REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA — Ahli Gizi di Rumah Sakit Kota Yozgat, Buse Ünsal mengingatkan agar umat Muslim berhati-hati dengan makanan penutup mereka.
Unsal menyarankan untuk menghindari sirup selama Ramadhan, karena makanan penutup susu atau buah-buahan kering setelah buka puasa akan lebih sehat dalam hal nilai gizi dan kalori.
Menurut Unsal, setiap kali Ramadhan, konsumsi makanan manis menjadi jauh meningkat di bandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Padahal kadar gula darah yang rendah pada saat berpuasa adalah kondisi yang normal.
Karenanya umat Muslim dianjurkan berbuka puasa dengan dua buah kurma untuk mengembalikan kadar gula dalam darah, dan mencegah ketidakseimbangan gula pasca puasa. Namun yang terjadi justru banyak Muslim yang memilih mengkonsumsi makanan-minuman manis yang berlebih pada saat berbuka puasa.
"Pada periode ini, peningkatan konsumsi sirup adalah situasi fisiologis karena kadar gula darah cenderung menurun karena defisit jangka panjang, dan kita mungkin mengalami ketidakseimbangan gula," kata profesional kesehatan.
Baca juga: Yang Terjadi Terhadap Tentara Salib Saat Shalahuddin Taklukkan Yerusalem
"Penting bagi kita untuk mengubah preferensi makanan penutup kita, terutama makanan penutup susu dan makanan penutup buah, daripada makanan penutup serbat dan kue, untuk mengatasi ketidakseimbangan gula. Lebih memilih makanan penutup susu seperti puding beras, puding atau es krim akan menjadi alternatif yang lebih sehat baik dari segi nilai gizi maupun kalori," kata Ünsal dilansir dari Daily Sabah, Rabu (5/4/2024).
Ünsal juga menyarankan bahwa makanan penutup harus dikonsumsi beberapa jam setelah buka puasa.
“Penting bagi kita untuk mengonsumsi makanan penutup setidaknya satu hingga dua jam setelah makan. Kita harus menjaga asupan makanan penutup. Konsumsi sirup harus dibatasi dua kali sepekan, dan penting bagi kita untuk lebih memilih kolak buah rendah gula, terutama saat buka puasa ketika kita tidak boleh mengonsumsi banyak sirup," saran Ünsal.
Sumber: dailysabah