Kamis 06 Apr 2023 14:09 WIB

Jokowi Minta Mentan Kembangkan Penggunaan Pupuk Organik

Penggunaan pupuk organik ini dinilainya lebih menguntungkan.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ahmad Fikri Noor
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong percepatan tanam kembali setelah panen sehingga ketersediaan beras nasional semakin tangguh.
Foto: Dok. Kementan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong percepatan tanam kembali setelah panen sehingga ketersediaan beras nasional semakin tangguh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk mengembangkan penggunaan pupuk organik di lahan pertanian. Penggunaan pupuk organik ini dinilainya lebih menguntungkan para petani karena bisa menekan ongkos produksi dan juga meningkatkan hasil panen.  

Hal ini disampaikan Jokowi usai melakukan tanam padi dan berdialog bersama sejumlah perwakilan petani di Kawasan Daulat Pangan Serikat Petani Indonesia, Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Tuban, Jawa Timur, Kamis (6/4/2023).

Baca Juga

“Tadi saya sudah perintahkan ke Mentan (Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo) untuk dikembangkan di provinsi lain. Bukan hanya di Jawa Timur tapi di provinsi lain, di kabupaten yang lain,” kata Jokowi dalam keterangannya yang diunggah di kanal Youtube Sekretariat Presiden.

Kendati demikian, ia juga mendorong para petani agar memiliki hewan ternak seperti sapi. Oleh karena itu, Jokowi pun meminta Kementan untuk membantu para petani.

“Tapi problemnya memang petani harus memiliki paling tidak satu keluarga itu dua ekor sapi. Di sini sudah. Di daerah yang lain ini nanti tugasnya Kementan untuk mencukupi itu sehingga bisa dipakai untuk membuat pupuk organik,” ujar Jokowi.

Usai menanam padi di Kawasan Daulat Pangan Serikat Petani Indonesia, Jokowi pun mengapresiasi para petani yang memanfaatkan pupuk organik untuk mengelola lahan pertanian. Para petani tersebut telah menggunakan pupuk organik selama tiga tahun di lahan seluas seribu hektare.

Jokowi mengatakan, penggunaan pupuk organik ini bisa menekan biaya yang dikeluarkan para petani. Per hektare, petani hanya mengeluarkan biaya antara Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu untuk pembelian pupuk organik. Sedangkan jika menggunakan pupuk kimia, para petani harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 5-6 juta per hektare.

Oleh karena itu, ia meminta agar penggunaan pupuk organik ini juga perlu dikembangkan di berbagai daerah lainnya. Sehingga bisa mengurangi biaya yang dikeluarkan para petani. Selain itu, para petani pun tidak lagi ketergantungan terhadap pasokan pupuk kimia yang saat ini masih terbatas.

“Ini akan banyak mengurangi biaya yang harus dikeluarkan petani dan tidak ketergantungan kepada pupuk-pupuk kimia, tergantung pada industri pupuk kimia, tergantung pada impor bahan baku dari pupuk-pupuk kimia yang sekarang ini terjadi. Sehingga jangan sampai ada keluhan pupuknya sulit,” ujar Jokowi.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement