Kamis 06 Apr 2023 16:28 WIB

Polisi Imbau Pemudik tak Gunakan Jalur Alternatif di Jalur Selatan Nagreg

Pemudik diimbau memprioritaskan menggunakan jalur besar, terlebih ada akses tol.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Kepala Polresta (Kapolresta) Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo.
Foto: Dok Republika
Kepala Polresta (Kapolresta) Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Polresta Bandung mengungkapkan, jalur alternatif di jalur selatan Nagreg representatif untuk digunakan. Namun, diimbau untuk memprioritaskan menggunakan jalur besar terlebih akses tol telah tersedia banyak.

"Sementara jalur tersebut (alternatif) masih representatif untuk digunakan. Namun, lebih baik menggunakan jalur-jalur lebih besar terlebih dahulu. Soalnya Insya Allah sebagian sudah menggunakan jalur tol sehingga jalur-jalur umum yang besar bisa digunakan dengan baik," ujar Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo, Kamis (6/3/2023).

Dia mengaku, telah mengecek jalur mudik dan dipastikan tidak terdapat jalan yang mengalami kerusakan berat. Selain itu, petugas akan mengimbau pedagang tidak menggunakan badan jalan.

"Alhamdulillah rute yang akan dilalui pemudik Insya Allah tidak ada jalan rusak yang berarti, sehingga fokus kami hanya mengimbau kepada para pedagang agar tidak menggunakan badan jalan. Jadi tetap berjualan, tapi tidak mengganggu jalannya lalu lintas," katanya.

Terkait kondisi penerangan jalan umum, dia mengaku, sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk membenahi segera lampu penerangan yang rusak. Selain itu, Polresta Bandung akan mendirikan 26 pos pengamanan selama arus mudik dan arus balik Lebaran 1444 Hijriah. Terdapat pula pos pelayanan di sejumlah titik di wilayah Kabupaten Bandung.

"Kami telah menyiapkan pos pengamanan (pospam). Ada 26 pos pengamanan yang akan kami buat, ada satu pos terpadu di Cileunyi. Ada pos pelayanan di Cikaledong, Nagreg, dan Ciwidey," ujarnya.

Di tiap pos pengamanan dan pelayanan, ia mengatakan disediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Seperti menyiapkan kendaraan roda dua yang menyiapkan bahan bakar minyak.

"Kami juga menyediakan kendaraan patroli untuk bisa mengawal seandainya itu diperlukan masuk tol atau melawan arus pada saat kendaraan berhenti karena mogok kehabisan bensin, yang mengakibatkan antrean yang panjang," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement