Kamis 06 Apr 2023 19:15 WIB

Turki Minta Barat Tekan Israel Soal Serangan ke Masjid Al Aqsa

Turki minta komunitas internasional tekan Israel terkait serangan ke Masjid Al Aqsa

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
 Seorang polisi wanita Israel menarik seorang jamaah wanita yang sedang duduk di tanah di kompleks Masjid Al-Aqsa setelah penggerebekan di lokasi tersebut pada bulan suci Ramadhan di Kota Tua Yerusalem, Rabu (5/4/2023) .
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Seorang polisi wanita Israel menarik seorang jamaah wanita yang sedang duduk di tanah di kompleks Masjid Al-Aqsa setelah penggerebekan di lokasi tersebut pada bulan suci Ramadhan di Kota Tua Yerusalem, Rabu (5/4/2023) .

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Juru Bicara Kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin meminta komunitas internasional pada hari Rabu (5/4/2023), untuk menekan Tel Aviv atas insiden serangan berturut-turut ke kompleks Masjid Al Aqsa. Polisi Israel menyerang ke dalam area Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Anadolu Agency, Ibrahim Kalin mengutuk keras apa yang ia sebut, serangan sembrono oleh pasukan Israel. Kalin mengatakan serangan terbaru di dalam Masjid Al Aqsa dan penangkapan warga sipil Palestina adalah cara bagi pemerintah Israel untuk menutupi kesulitan internalnya sendiri, mengacu pada kerusuhan selama berminggu-minggu atas proposal perombakan peradilan oleh pemerintahan Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu.

Pejabat Turki itu juga menekankan bahwa Ankara akan terus menentang setiap upaya untuk mengubah status demografi agama dan sejarah kota Yerusalem dan Masjid Al Aqsa.

Kemudian, mengenai tawaran Swedia untuk bergabung dengan NATO, Kalin mengatakan bahwa negara Nordik hanya perlu memenuhi janjinya kepada Ankara untuk menjadi anggota aliansi tersebut.

"Tuntutan kami belum dipenuhi. Swedia memiliki langkah-langkah yang harus diambil. Prosesnya akan berjalan sesuai dengan langkah yang akan diambil Swedia," tambahnya.

Mengenai hubungan Turki-AS dan penjualan jet tempur F-16 ke Ankara, Kalin mengatakan "Kami memiliki Kizilelma kami, proyek pesawat tempur nasional kami, kami memiliki alternatif, kepada mereka yang menolak menjual (jet tempur) F-16 kepada kami. Mereka akan menyesalinya sendiri," ujarnya.

Ditanya tentang perjalanan baru-baru ini oleh Kepala Staf Gabungan AS, Mark Milley, ke daerah-daerah yang diduduki oleh kelompok bersenjata Kursi (PKK/YPG) di Suriah utara, Kalin mengatakan Ankara tidak "puas" dengan pernyataan yang mengatakan bahwa dia hanya bertemu dengan tentara AS.

Dia lebih lanjut mencatat bahwa dukungan AS untuk teroris PKK/YPG tidak hanya "meracuni" hubungan dengan Turki tetapi juga merusak struktur demografis Suriah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement