Kamis 06 Apr 2023 22:20 WIB

Anwar Ibrahim: Serangan Pasukan Israel Terhadap Jamaah Masjid Al Aqsa Kejahatan Keji

Masyarakat internasional diserukan tuntut rezim Israel hentikan tindakan provokatif.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
Polisi Israel mengawal pengunjung Yahudi yang menandai hari raya Paskah ke kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia dan bagi orang Yahudi sebagai Temple Mount, menyusul penggerebekan semalam di situs tersebut, di Kota Tua Yerusalem pada  bulan suci Ramadhan, Rabu (5/4/2023). Pasukan Israel melakukan kekerasan terhadap jamaah di kompleks Masjid Al Aqsa, Palestina, Rabu (5/4/2023)..
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Polisi Israel mengawal pengunjung Yahudi yang menandai hari raya Paskah ke kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia dan bagi orang Yahudi sebagai Temple Mount, menyusul penggerebekan semalam di situs tersebut, di Kota Tua Yerusalem pada bulan suci Ramadhan, Rabu (5/4/2023). Pasukan Israel melakukan kekerasan terhadap jamaah di kompleks Masjid Al Aqsa, Palestina, Rabu (5/4/2023)..

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim angkat bicara atas aksi kekerasan yang dilakukan pasukan Israel di kompleks Masjid Al Aqsa. Dia menyebut apa yang dilakukan aparat Israel terhadap jamaah Muslim di situs tersuci ketiga umat Islam itu sebagai kejahatan keji.

"Malaysia menyerukan masyarakat internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, untuk meminta pertanggungjawaban rezim Israel dan bertanggung jawab atas kejahatan keji, dan bagi mereka (Israel) untuk segera membebaskan semua tahanan Palestina," tulis Anwar di akun Twitter resminya, Kamis (6/4/2023).

Baca Juga

Anwar mengatakan, masyarakat internasional harus menuntut rezim Israel untuk segera menghentikan tindakan provokatif apa pun demi perdamaian dan stabilitas.

"Malaysia terus berdiri dalam solidaritas yang kuat dengan rakyat Palestina dan menegaskan kembali Al-Quds Al-Sharif (Yerusalem) sebagai tempat suci umat Islam," ujar Anwar.