REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Manajemen Masjid Istiqlal tengah mengembangkan sistem wakaf energi sebagai salah satu upaya dalam perkembangan isu perubahan iklim. Masyarakat diharapkan bisa mengenali dan memahami serta turut aktif dalam implementasi jenis wakaf yang terbilang anyar tersebut yang implementasinya ada pada penghematan energi listrik.
"Salah satu program di Istiqlal yang jadi proyeksi adalah program wakaf energi. Dalam hal ini kami terpanggil atas isu perubahan iklim," kata Direktur Pengembangan dan Kerjasama Wakaf Istiqlal Global Fund (IGF) Nur Hayyin Muhdlor dalam sesi talkshow Republika Ramadhan Festival (RRF) di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2023).
Nur Hayyin menjelaskan, bahwa masjid tidak hanya sebagai sarana untuk beribadah, tetapi juga bermuamalah. Terlebih, Masjid Istiqlal yang dikenal sebagai masjid terbesar di Indonesia, bahkan se-Asia Tenggara punya peran yang besar untuk turut mengembangkan konsep bermuamalah.
Diantaranya yang sejalan dengan perkembangan zaman adalah mengenai penghematan energi dengan turut menggandeng masyarakat untuk berwakaf. Masjid Istiqlal sendiri diketahui memang mengelola dana masyarakat, mulai infaq, sedekah, zakat, hingga wakaf. Diantara yang tengah diedukasikan kepada masyarakat adalah infaq itu juga bisa merupakan wakaf.
"Kalau seandainya semua masjid yang tadinya hanya mengampanyekan infak, kita ubah jadi wakaf itu luar biasa. Biasanya infaq sedikit karena asumsi tidak ada ketergantungan siapapun, tapi kalau berwakaf pasti berhitung uangnya kemana. Jadi kita beri literasi ke masyarakat infaq diubah jadi wakaf," ungkapnya.
Dengan adanya pemahaman dari masyarakat mengenai adanya wakaf energi, diharapkan ada kesadaran untuk ikut serta dalam penghematan energi listrik. Menurut catatan Nur Hayyin, sejak Masjid Istiqlal direvitalisasi dengan menggunakan panel surya, ada penghematan energi hingga belasan persen.
"Setelah renovasi kami mengusung green building, masjid ramah lingkungan. Digunakanlah panel surya 504 unit modul solar sudah dipasang, dari pemasangan itu bisa menghemat 16 persen dari kebutuhan listrik. Itu sama dengan mengurangi emisi karbon 119 ton per tahun atau 414 pohon per tahun," jelas dia. Eva Rianti