Jumat 07 Apr 2023 16:21 WIB

Cina Serukan Israel Kendalikan Diri

Pada Kamis lalu, militer Israel mengungkapkann ada 34 roket diluncurkan dari Lebanon.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Api dan asap mengepul setelah serangan udara Israel di Gaza, Jumat (7/4//2023).Militer Israel melancarkan serangan udara di Jalur Gaza di tengah ketegangan yang timbul dari insiden di masjid Al-Aqsa di Yerusalem, di mana pasukan keamanan Israel menghadapi jamaah Palestina yang berkumpul untuk Layanan doa Ramadhan. Menurut militer Israel, sekitar 34 roket ditembakkan dari Lebanon setelah insiden di masjid Al-Aqsa.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Api dan asap mengepul setelah serangan udara Israel di Gaza, Jumat (7/4//2023).Militer Israel melancarkan serangan udara di Jalur Gaza di tengah ketegangan yang timbul dari insiden di masjid Al-Aqsa di Yerusalem, di mana pasukan keamanan Israel menghadapi jamaah Palestina yang berkumpul untuk Layanan doa Ramadhan. Menurut militer Israel, sekitar 34 roket ditembakkan dari Lebanon setelah insiden di masjid Al-Aqsa.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Cina mengutarakan keprihatinan atas eskalasi ketegangan antara Israel dan Palestina, khususnya setelah aksi kekerasan terhadap jamaah Muslim di kompleks Masjid Al-Aqsa. Beijing secara khusus menyerukan Israel agar mampu mengendalikan diri dan tak mengambil tindakan yang dapat memperkeruh situasi.

“Cina sangat prihatin atas eskalasi konflik Palestina-Israel baru-baru ini. Kami menyerukan kepada semua pihak, khususnya Israel, untuk menunjukkan ketenangan dan pengendalian diri serta segera menghentikan semua ucapan dan perbuatan yang dapat meningkatkan ketegangan, guna mencegah eskalasi situasi lebih lanjut,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina Mao Ning dalam pengarahan pers, Kamis (6/4/2023), dikutip laman resmi Kemenlu Cina.

Baca Juga

Mao menjelaskan, isu terkait status Yerusalem merupakan hal rumit dan sensitif. Dia mengatakan, pihak-pihak terkait perlu bertindak sesuai resolusi PBB yang relevan dan dengan sungguh-sungguh menjaga status quo sejarah tempat-tempat suci di Yerusalem.

“Sementara itu, masyarakat internasional perlu bertindak dengan rasa urgensi yang lebih kuat dan mengambil langkah-langkah konkret dalam memajukan solusi dua negara, bekerja untuk penyelesaian masalah Palestina yang komprehensif, adil dan langgeng sejak dini, serta mewujudkan perdamaian koeksistensi antara Palestina dan Israel,” kata Mao.

Pada Kamis lalu, militer Israel mengungkapkan, terdapat 34 roket diluncurkan dari Lebanon. Roket itu diarahkan ke wilayah utara Israel. Itu menjadi serangan terbesar sejak 2006, yakni ketika Israel berperang dengan kelompok Hizbullah Lebanon.

Dari 34 roket yang ditembakkan, 25 di antaranya berhasil dicegat sistem pertahanan udara Israel. Israel menuduh Hamas sebagai kelompok yang bertanggung jawab atas serangan dari Lebanon tersebut.

Sebelumnya, Hamas pun sudah meluncurkan sejumlah roket ke Israel dari Jalur Gaza. Aksi serangan itu merupakan respons Hamas atas aksi kekerasan yang dilakukan aparat keamanan Israel terhadap jamaah Muslim di kompleks Masjid Al-Aqsa.

Pada Jumat (7/4/2023) pagi, militer Israel membalas serangan terhadapnya dengan menyerang situs-situs milik Hamas di Lebanon dan Jalur Gaza. Ledakan keras mengguncang berbagai wilayah di Gaza.

Israel mengungkapkan, serangan pesawat tempurnya berhasil mengenai sejumlah sasaran, termasuk terowongan dan lokasi pembuatan senjata Hamas. Serangan udara Israel juga merusak atau menghancurkan senapan mesin berat yang digunakan untuk tembakan anti-pesawat.

Sementara di Lebanon, menurut dua sumber keamanan, serangan Israel menghantam bangunan kecil di tanah pertanian dekat daerah yang diduga menjadi lokasi peluncuran roket untuk menyerang Israel. Menurut seorang anggota Pertahanan Sipil Lebanon, tidak ada korban jiwa akibat serangan Israel. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement