REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Koalisi Perempuan Indonesia Peduli Al Aqsha (KPIPA) mengecam penyerangan bersenjata yang dilakukan oleh tentara zionis terhadap jamaah masjid Al Aqsha. Hal itu terungkap dalam pernyataan sikap yang ditandatangani pengurus dan 10 ketua organisasi pendiri KPIPA pada Jumat (7/4).
KPIPA menyatakan bahwa penembakan dan penangkapan jamaah yang sedang beribadah di masjid Al-Aqsha pada Rabu (5/4) adalah kejahatan kemanusiaan.
"Peristiwa yang berlangsung saat ini merupakan upaya yahudisasi terencana terhadap tanah suci umat Islam dan penistaan terhadap agama Islam." Demikian salah satu isi pernyataan sikap yang disampaikan KPIPA pada Jumat (7/4).
Menurut KPIPA, pernyataan sikap ini merupakan reaksi keras terhadap pelanggaran sistematis yang dilakukan Zionis Israel di Masjid Al-Aqsha terhadap jamaah itikaf baik laki-laki maupun perempuan, dimana penyerangan ini terus menerus dilakukan terhadap kiblat pertama umat Islam dan tanah Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW.
KPIPA juga menyatakan ikut berduka yang mendalam terhadap saudara-saudara di Masjid Al-Aqsha yang mengalami penganiayaan dari Zionis Israel dan terjadi di bulan Ramadhan.
Selanjutnya, lembaga yang peduli terhadap Al Aqsha ini mengingatkan negara-negara Timur Tengah agar bersatu melawan penjajah Zionis Israel untuk mengembalikan kesucian Masjid Al-Aqsha dan menghentikan MOU normalisasi yang sudah ditandatangani.
Lebih jauh, KPIPA menyeru masyarakat dunia dan lembaga-lembaga HAM dunia untuk berperan menuntut pertanggungjawaban Zionis Israel atas kejahatan ini, serta membawanya ke mahkamah internasional untuk menegakkan hak rakyat Palestina yang tak terlupakan dan tak akan dilupakan.
Di akhir pernyataan sikap, KPIPA menyeru kepada umat Islam seluruh dunia, khususnya Umat Islam Indonesia, untuk sama-sama bergerak membantu warga Palestina dengan menyebarluaskan beratnya perjuangan mereka dalam menjaga Masjid Al-Aqsha.
Para pejuang Palestina melawan penjajah Zionis Israel dengan segala keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Karena itu, KPIPA menyeru masyarakat muslim untuk memberikan dukungan doa dan donasi terbaik bagi mereka.
Pernyataan sikap ditandatangani oleh Ketua KPIPA, Nurjanah Hulwani dan Sekretaris Jenderal KPIPA, Sinta Santi. Selain itu penandatanganan dilakukan oleh 10 ketua organisasi pendiri KPIPA, yaitu Iroh Siti Zahroh (Ketua PP.Wanita PUI), Etty Pratiknyowati (Ketua Umum Salimah), Nurliati Ahmad (Ketua Umum PP. Muslimat Al-Washliyah), Asdirwati Ali (Ketua Umum Perwati), Siti Latifah (Ketua Umum PP. IGRA), Andi Nurul Djannah (Ketua PP Muslimat Dewan Dakwah Indonesia), Sri Vira Candra (Ketua Adara Relief International), Marfuah Mustofa (Ketua PP. Wanita Islam), Fahimah Askar (Ketua PP.Wanita Al-Irsyad) dan Trisna Djuwaeli (Ketua PP. Muslimat Mathla'ul Anwar).