Jumat 07 Apr 2023 20:29 WIB

BI: Pesantren Berpotensi Jadi Basis Kekuatan Ekonomi Syariah

BI juga membentuk Hebitren agar ekonomi pesantren terintegrasi.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Direktur DEKS Bank Indonesia, Wahyu Purnama, bersama Staf khusus Presiden RI Angkie Yudistia, Founder Halal Corner, Aisha Maharani dan Research and Development Head Martha Tilaar Group, Maily (kiri-kanan) saat memaparkan materi pada sesi talkshow Republika Ramadhan Festival di Plaza Al-Fatah Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (7/4/2023). Pada hari pertama, rangkaian Republika Ramadhan Festival menggelar acara talkshow dengan tema My Halal Lifestyle yang membahas tentang industri halal di Indonesia. Selain itu, Acara tersebut menghadirkan serangkaian kegiatan seperti bazar buku, kajian keislaman, santunan hingga hiburan tersebut berlangsung hingga Sabtu (15/4/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Direktur DEKS Bank Indonesia, Wahyu Purnama, bersama Staf khusus Presiden RI Angkie Yudistia, Founder Halal Corner, Aisha Maharani dan Research and Development Head Martha Tilaar Group, Maily (kiri-kanan) saat memaparkan materi pada sesi talkshow Republika Ramadhan Festival di Plaza Al-Fatah Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (7/4/2023). Pada hari pertama, rangkaian Republika Ramadhan Festival menggelar acara talkshow dengan tema My Halal Lifestyle yang membahas tentang industri halal di Indonesia. Selain itu, Acara tersebut menghadirkan serangkaian kegiatan seperti bazar buku, kajian keislaman, santunan hingga hiburan tersebut berlangsung hingga Sabtu (15/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menilai pesantren memiliki potensi menjadi basis kekuatan ekonomi syariah. Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia Wahyu Purnama mengatakan hal tersebut terlihat dari banyaknya jumlah pesantren di Indonesia.

"Pesantren bukan hanya menjadi tempat mencetak da'i dan ulama, tetapi pesantren diharapkan menjadi basis kekuatan ekonomi syariah. Karena banyaknya pesantren ada sekitar 28 ribu," kata Wahyu dalam acara Talkshow My Halal Lifestyle Republika Ramadhan Festival di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (7/4/2023).

Baca Juga

Untuk itu, Wahyu menilai banyaknya jumlah pesantren di Indonesia bisa menjadi kekuatan jika memiliki kegiatan usaha syariah. Dia memastikan, BI juga melakukan pendekatan dengan memberdayakan ekonomi di pesantren.

Dia menuturkan, BI juga membentuk himpunan ekonomi bisnis pesantren (Hebitren). "Dengan membentuk himpunan ini, pesantren bisa saling integrasi. Misal produk nugget ikan atau ayam dihasilkan satu pesantren, lalu pesantren lain bisa pasok ikannya, bibitnya, bisa juga ikut dalam penjualannya. Jadi terintegrasi dan ini sangat menguntungkan," kata Wahyu menjelaskan.

Wahyu menambahkan, BI juga mendukung digitalisasi dan akan terus dikembangkan. Khususnya mengenai digitalisasi wakaf, infak, sedekah di pesantren sehingga mudah untuk melakukan pembayarannya.

Tak hanya itu, Wahyu mengatakan, halal value chain juga bisa didorong di pesantren termasuk yang guna menghasilkan produk dengan memastikan sertfikasi halalnya. "Kalau ada produk misal nugget tadi, maka semuanya harus melalui proses pemeriksaan halal dari mulai pemotongan daging hingga tempat potong hewal halal" ungkap Wahyu.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement