REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Cina mendorong negara-negara besar berpengaruh memfasilitasi dimulainya kembali pembicaraan damai Israel dengan Palestina. Hal itu disampaikan merespons memanasnya situasi yang dipicu aksi kekerasan pasukan Israel terhadap jamaah Muslim di kompleks Masjid Al Aqsa.
Dalam pertemuan dengan utusan diplomatik negara-negara Arab pada Jumat (7/4/2023), Utusan Khusus Cina untuk Timur Tengah Zhai Jun mengungkapkan, cara mendasar mengakhiri konflik Israel-Palestina adalah dengan menerapkan solusi dua negara. Artinya Palestina perlu merdeka dan membentuk negara berdaulatnya sendiri.
“Negara-negara besar yang berpengaruh perlu meningkatkan tanggung jawab mereka, mengambil posisi yang adil, dan memainkan peran mereka dalam memfasilitasi dimulainya kembali pembicaraan damai antara Palestina dan Israel berdasarkan solusi dua negara,” kata Zhai dalam keterangan yang dirilis Misi Tetap Cina untuk PBB, dilaporkan kantor berita Palestina, WAFA.
Dia menekankan, Cina akan berusaha agar pembicaraan damai dapat terealisasi. “Kami tetap menjalin komunikasi yang erat dengan pihak-pihak terkait di komunitas internasional untuk memfasilitasi pembicaraan damai,” ujar Zhai.
Sebelumnya Cina telah mengutarakan keprihatinan atas eskalasi ketegangan antara Israel dan Palestina, khususnya pasca aksi kekerasan terhadap jamaah Muslim di kompleks Masjid Al Aqsa. Beijing secara khusus menyerukan Israel agar mampu mengendalikan diri dan tak mengambil tindakan yang dapat memperkeruh situasi.
“Cina sangat prihatin atas eskalasi konflik Palestina-Israel baru-baru ini. Kami menyerukan kepada semua pihak, khususnya Israel, untuk menunjukkan ketenangan dan pengendalian diri serta segera menghentikan semua ucapan dan perbuatan yang dapat meningkatkan ketegangan, guna mencegah eskalasi situasi lebih lanjut,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina Mao Ning dalam pengarahan pers, Kamis (6/4/2023), dikutip laman resmi Kemenlu Cina.
Mao menjelaskan, isu terkait status Yerusalem merupakan hal rumit dan sensitif. Dia mengatakan, pihak-pihak terkait perlu bertindak sesuai resolusi PBB yang relevan dan dengan sungguh-sungguh menjaga status quo sejarah tempat-tempat suci di Yerusalem.
“Sementara itu, masyarakat internasional perlu bertindak dengan rasa urgensi yang lebih kuat dan mengambil langkah-langkah konkret dalam memajukan solusi dua negara, bekerja untuk penyelesaian masalah Palestina yang komprehensif, adil dan langgeng sejak dini, serta mewujudkan perdamaian koeksistensi antara Palestina dan Israel,” kata Mao.