REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Ratusan pengunjuk rasa menggelar protes Jumat (7/4/2023), di luar Kedutaan Besar Israel di London terhadap serangan terhadap Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki.
Dilansir dari laman Anadolu Agency pada Sabtu (8/4/2023) Protes darurat itu diserukan oleh berbagai LSM dan kelompok kampanye solidaritas Palestina, termasuk Friends of Al Aqsa, Forum Palestina di Inggris dan Stop the War Coalition. Jewish Anti-Zionist Network dan Jewish Voice for Labors termasuk di antara para peserta.
Mereka menentang serangan Israel baru-baru ini terhadap Palestina. Massa meneriakkan slogan-slogan solidaritas dengan Palestina, termasuk, "Bebaskan Palestina."
Bersamaan dengan bendera Palestina, pengunjuk rasa membawa tanda-tanda yang berbunyi: "Berhenti mempersenjatai Israel", "Akhiri Apartheid Israel", "Sanksi terhadap Israel" dan "Gaza, akhiri pengepungan."
Direktur Kampanye Solidaritas Palestina (PCS), Ben Jamal mengatakan kepada orang banyak bahwa mereka berada di sana lagi karena serangan brutal oleh Israel terhadap warga Palestina.
"Kami di sini karena sekali lagi Israel membom warga Palestina di Gaza dan kami di sini karena, sejak awal 2023, Israel telah membantai warga Palestina," kata dia.
Sementara dari Friends of Al Aqsa, Saudah Badat mengatakan pasukan Israel kembali menyerang jamaah Palestina di Masjid Al-Aqsa di bulan suci Ramadhan. "Menyerang tempat ibadah mana pun harus dianggap sebagai tindakan teror," kata Badat.
Dia turut mengkritik representasi laporan media tentang apa yang terjadi di wilayah tersebut. Dia menekankan bahwa itu bukan bentrokan, atau konflik antara pihak yang setara, melainkan serangan brutal terhadap kebijakan apartheid.
Adapun tentara Israel melancarkan serangkaian serangan udara Jumat pagi terhadap sasaran di Gaza, dengan mengatakan mereka adalah sasaran kelompok Hamas. Ketegangan meningkat dalam beberapa hari terakhir setelah serangan Israel terhadap jamaah di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki.