REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Fenomena Gerhana Matahari Hibrida akan terjadi di Indonesia pada 20 April 2023. Gerhana Matahari terjadi ketika bulan melintas di antara matahari dan bumi sehingga cahaya Matahari terhalang sebagian atau seluruhnya oleh piringan bulan.
Menurut Kepala Pusat Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Emanuel Sungging Mumpuni saat jumpa pers pekan lalu, Gerhana Matahari Hibrida terjadi ketika dalam satu waktu fenomena gerhana ada daerah yang mengalami gerhana matahari total dan ada pula yang mengalami gerhana matahari cincin. Penampakan itu tergantung dari lokasi pengamat. Kejadian itu disebabkan oleh lengkungan Bumi.
Fenomena tersebut dapat dilihat mulai dari daerah Maluku, Papua Barat, dan Papua. Sedangkan sebagian besar daerah lain, termasuk Jakarta, hanya akan menyaksikan gerhana matahari parsial. Gerhana Matahari di Biak, Provinsi Papua, berlangsung selama 3 jam 5 menit dengan durasi gerhana matahari total hanya 58 detik.
Sedangkan di Jakarta, durasi kontak awal sampai akhir berlangsung selama 2 jam 37 menit dan di Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, durasi gerhana berlangsung selama 2 jam 33 menit.