REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Petugas Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyumas, Jawa Tengah, berhasil mengungkap kasus penipuan dan penggelapan uang dengan modus menjanjikan anak korban menjadi anggota TNI-Polri. Diduga korban mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
"Kasus penipuan ini melibatkan dua orang tersangka, yakni seorang perempuan berinisial MA (40 tahun), warga Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, dan seorang laki-laki berinisial NJ (42), warga Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang," kata Kepala Polresta Banyumas Kombes Pol Edy Suranta Sitepu didampingi Kepala Satreskrim Kompol Agus Supriadi Siswanto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Ahad (9/4/2023).
Menurut dia, kedua pelaku ditangkap pada Rabu (6/4/2023), sekitar pukul 03.00 WIB, saat mereka berada di wilayah Kecamatan Rembang, Purbalingga. Mengenai kronologi kejadian, Kasatreskrim Kompol Agus Supriadi Siswanto mengatakan, kasus tersebut berawal dari pertemuan korban seorang perempuan bernama Maflaka (52), warga Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, dengan pelaku MA dan seorang laki-laki yang tidak dikenalnya (NJ). Pertemuan terjadi di salah satu rumah makan, Purwokerto, pada 18 Mei 2021.
"Saat itu korban datang bersama saksi atas nama Jalaludin Akbar dan saksi atas nama Zeyla Aulia Zein," ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, kata dia, pelaku menjanjikan bisa memasukkan anak korban menjadi anggota TNI-Polri. Korban Maflaka menyanggupi biayanya jika hanya sebesar Rp250 juta.
Pelaku pun tidak mempermasalahkan jika korban hanya sanggup membayar Rp 250 juta dengan alasan membantu anak yatim. Setelah ada kesepakatan, korban dengan didampingi saksi Jalaludin Akbar pun segera menuju Bank BCA Purwokerto untuk transfer uang Rp 200 juta ke rekening pelaku MA dan selanjutnya kembali lagi ke rumah makan.
Sesampainya di rumah makan, pelaku membuatkan kuitansi dan surat pernyataan yang menyebutkan bahwa kekurangan biaya sebesar Rp 50 juta akan dibayarkan setelah anak korban diterima menjadi anggota TNI/Polri.
Meskipun sudah dibuatkan surat pernyataan terkait dengan kekurangan pembayaran, korban kembali mentransfer ke rekening pelaku MA sebesar Rp 10 juta pada 7 Mei 2021 dan Rp 20 juta pada 5 Juli 2021. Selain itu, korban juga mentransfer ke rekening pelaku NJ sebesar Rp 20 juta pada 2 September 2021 dan Rp 50 juta pada 26 April 2022.
"Jadi, total uang yang diserahkan korban kepada pelaku mencapai Rp 300 juta," kata kasatreskrim.
Oleh karena anaknya tidak kunjung menjadi anggota TNI atau Polri dan uang sebesar Rp 300 juta yang disetorkan kepada pelaku tidak dikembalikan, kata dia, korban pun melaporkan kasus tersebut ke Polresta Banyumas. Laporan ditindaklanjuti dengan penyelidikan dan penangkapan terhadap kedua pelaku.
Ia mengatakan barang bukti yang diamankan, di antaranya satu bundel rekening koran bank BCA, satu lembar surat perjanjian, satu lembar kuitansi pembayaran sebesar Rp 200 juta dari korban kepada pelaku MA. Selain itu, satu lembar slip pemindahbukuan antarrekening BCA dari korban ke rekening MA sebesar Rp 200 juta dan satu lembar laporan transaksi Bank BRI.
Kepolisian juga mengamankan satu bundel dokumen syarat pendaftaran calon Tamtama dan Bintara PK TNI AD TA 2021, satu bundel dokumen syarat pendaftaran calon Tamtama dan Bintara PK TNI AD TA 2022, satu bundel dokumen syarat pendaftaran calon Bintara Polri TA 2022, dan sejumlah barang bukti lainnya.
"Kedua pelaku dijerat dengan Pasal 378 KUHP dan/atau Pasal 372 KUHP. Saat ini mereka sudah kami amankan (tahan--Red) untuk proses hukum lebih lanjut," kata Kompol Agus.