Ahad 09 Apr 2023 17:35 WIB

Irak Minta Turki Minta Maaf Usai Serang Bandara

Irak sebut Turki berhenti intimidasi warga sipil dengan dalih musuh ada di tanah Irak

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Pemerintah Irak meminta Turki meminta maaf atas serangan di bandara Sulaymaniyah di Irak utara.
Foto: EPA-EFE/Murtaja Lateef
Pemerintah Irak meminta Turki meminta maaf atas serangan di bandara Sulaymaniyah di Irak utara.

REPUBLIKA.CO.ID, ERBIL -- Pemerintah Irak meminta Turki meminta maaf atas serangan di bandara Sulaymaniyah di Irak utara. Baghdad  mengatakan pada Sabtu (8/4/2023), Ankara harus menghentikan permusuhan di wilayah itu.

Kepresidenan Irak mengatakan dalam sebuah pernyataan, Turki tidak memiliki pembenaran hukum untuk terus mengintimidasi warga sipil dengan dalih bahwa pasukan yang bermusuhan hadir di tanah Irak. "Dalam hal ini kami meminta pemerintah Turki untuk bertanggung jawab dan menyampaikan permintaan maaf resmi," katanya.

Kepala urusan media asing untuk Kurdish Regional Government (KRG) Lawk Ghafuri mengatakan, serangan pesawat tak berawak menghantam sekitar bandara Sulaymaniyah pada Jumat (7/4/2023). Serangan ini tidak menyebabkan kerusakan atau penangguhan penerbangan.

Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Turki mengatakan kepada Reuters, bahwa tidak ada operasi Angkatan Bersenjata Turki yang terjadi di wilayah itu pada Jumat. Namun, Syrian Democratic Forces (SDF) yang didukung Amerika Serikat (AS) mengatakan sehari setelahnya, bahwa pemimpinnya Mazloum Abdi berada di bandara pada saat dugaan serangan tetapi tidak ada kerusakan yang terjadi. Abdi mengutuk serangan tetapi tidak menyebutkan bahwa dia menjadi sasaran.

Sumber informasi yang dekat dengan pimpinan Patriotic Union of Kurdistan (PUK), partai yang menguasai wilayah Sulaimaniya, dan dua pejabat keamanan Kurdi juga mengonfirmasi, bahwa Abdi dan tiga personel militer AS berada di dekat bandara. Ketiga sumber yang enggan disebutkan namanya itu mengatakan, tidak ada yang terluka atau tewas dalam insiden itu. Seorang pejabat AS membenarkan adanya serangan terhadap konvoi di daerah tersebut dan personel militer AS ada di dalamnya, tetapi tidak ada korban jiwa.

Dalam kaca mata Turki, pasukan pimpinan Kurdi di Suriah sebagai teroris dan ancaman keamanan nasional. Sedangkan AS menganggap SDF sebagai sekutu yang telah membantu mengusir ISIS dari wilayah Suriah.

Turki telah melakukan beberapa operasi militer termasuk serangan udara selama beberapa dekade di Irak utara dan Suriah utara. Tindakan ini diklaim melawan milisi YPG Kurdi Suriah, ISIS, dan Kurdistan Workers' Party (PKK) yang dilarang.

Klaim serangan datang beberapa hari setelah Turki menutup wilayah udaranya untuk pesawat yang bepergian ke dan dari Sulaymaniyah. Penutupan ini dikatakan akibat aktivitas intensif di sana oleh militan PKK.

PKK yang dilarang di Turki itu telah memimpin pemberontakan melawan negara Turki sejak 1984. Kelompok ini dianggap sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS, dan Uni Eropa.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement