REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) mendorong para cendekiawan dan dai menjadi pembelajar dengan spirit ulul albab guna menebar manfaat untuk perubahan yang lebih baik di dunia.
Ketua ICMI Arif Satria dalam acara peringatan Nuzulul Quran di Masjid Istiqlal, Sabtu (8/4/2023) lalu, menyebutkan kehidupan saat ini dihadapkan pada tantangan besar di era perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dia menyebutkan ada empat jenis perubahan yang dihadapi oleh umat manusia saat ini, yakni perubahan iklim yang berdampak besar dan nyata khususnya pada aspek lingkungan, revolusi industri 4.0 yang menuntut manusia untuk merespon segala sesuatu dengan lebih cepat, pandemi Covid-19 yang baru saja berlalu namun telah mengubah tatanan kehidupan, serta masalah geopolitik Rusia-Ukraina yang telah mengganggu rantai pasok pangan dunia sehingga membawa kepada ancaman krisis pangan global.
Dengan membawa spirit ulul albab, yakni orang dengan kesempurnaan akal dan kecerdasan yang digunakan untuk memahami, merenungi, dan meneliti sesuatu dengan hakikat keagungan Tuhan, dan melakukan introspeksi sehingga diharapkan membawa kebaikan, baik bagi alam maupun sosial.
Dia mencontohkan hal sederhana, seseorang dengan semangat ulul albab dapat memaknai dan mentadzaburi ancaman krisis pangan dunia dengan menghindari berlebih-lebihan ataupun membuang-buang makanan. Mengingat saat ini dunia dihadapkan pada persoalan Food Loss and Waste yang serius.
“Ulul albab adalah sosok yang memahami fenomena-fenomena alam dan sosial yang terjadi, dan menjadikannya pembelajaran. Sebagai bangsa besar, bangsa Indonesia, tentu spirit ulul albab ini spirit yang harus kita dorong sebagai seorang agile learner ,” ujarnya.
Dia menegaskan ilmu merupakan kombinasi antara akal dan hati. Di sinilah kebajikan, fondasi spiritualitas, bagi para pembelajar dalam menjalankan fungsi inovasi dan teknologi menjadi sangat penting.
“Sehingga siapa ulul albab, adalah orang yang berpikir dan juga berzikir kepada Allah. Jadi kombinasi fiqih dan zikir ini menjadi keniscayaan buat kita,” katanya dalam siaran pers.
Dalam konteks masa kini, lanjutnya, seseorang dengan semangat ulul albab juga perlu berpegang pada dua hal, yakni learning agility atau kecepatan belajar serta orientasi pada masa depan (future practice), alih-alih sekadar best practice.
“Karena selama ini kita fokus pada best practice maka itu menjadikan kita sebagai follower. Tetapi kalau kita fokus pada future practice, kita akan menjadi leader. Kita harus mampu melakukan perubahan, harus menjadi pemimpin perubahan. Bukan penonton perubahan, apalagi penentang perubahan,” ujar Arif.
Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa ulul albab sering disebut-sebut di dalam Alquran. Bahkan, Alquran surat Al Mujadalah ayat 11 menyebutkan Allah meningkatkan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan berapa derajat.
“Oleh karena itu, ICMI berusaha untuk terus menyajikan inspirasi-inspirasi bagaimana bahwa Islam adalah agama yang memiliki nilai-nilai kemajuan dan kebaikan yang bersumber dari Alquran, yang bisa kita hadirkan dan kita aktualisasikan dalam kehidupan kita sehari-hari,” kata Arif.