Senin 10 Apr 2023 00:15 WIB

Situasi di Kompleks Masjid Al Aqsa Berangsur Tenang

Warga Palestina akhirnya dapat melaksanakan sholat dengan tenang di Masjid Al Aqsa

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Jamaah Palestina melakukan shalat tarawih,pada bulan suci Ramadhan, di sebelah Dome of Rock di kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Sabtu (8/4/2023). Menteri Pertahanan Israel pada hari Sabtu memperpanjang penutupan larangan masuk ke Israel bagi warga Palestina dari Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki selama liburan Paskah Yahudi, sementara polisi meningkatkan pasukan di Yerusalem pada malam perayaan keagamaan yang sensitif.
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Jamaah Palestina melakukan shalat tarawih,pada bulan suci Ramadhan, di sebelah Dome of Rock di kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Sabtu (8/4/2023). Menteri Pertahanan Israel pada hari Sabtu memperpanjang penutupan larangan masuk ke Israel bagi warga Palestina dari Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki selama liburan Paskah Yahudi, sementara polisi meningkatkan pasukan di Yerusalem pada malam perayaan keagamaan yang sensitif.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Warga Palestina akhirnya dapat melaksanakan sholat dengan tenang di Masjid Al Aqsa pada Ahad (9/4/2023) setelah terjadi ketegangan dengan polisi Israel selama beberapa hari terakhir. Sementara itu, sekelompok kecil pengunjung Yahudi di bawah penjagaan ketat polisi berjalan melalui kompleks Al Aqsa, yang dikenal dalam Yudaisme sebagai Temple Mount, untuk melangsungkan ibadah "Priestly Blessing" di Tembok Barat.

Kompleks Al Aqsa merupakan situs suci bagi Muslim dan Yahudi. Situs ini telah menjadi pusat krisis keamanan pekan lalu ketika polisi Israel menggerebek masjid dan melakukan tindak kekerasan terhadap jamaah.

Rekaman video menunjukkan polisi memukuli jamaah. Tindakan polisi Israel ini memicu reaksi marah di seluruh dunia Arab, termasuk serangan roket oleh faksi Palestina yang ditanggapi dengan serangan Israel di Gaza dan Lebanon selatan.

Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah bertemu dengan pemimpin Hamas Palestina, Ismail Haniyeh di Lebanon untuk membahas peristiwa di kompleks Al Aqsa. Pakar keamanan Israel mengatakan, Hizbullah yang didukung Iran kemungkinan memberikan izin kepada kelompok militan Palestina, Hamas untuk menembakkan roket dari Lebanon.

“Musuh kami salah ketika mereka berpikir bahwa warga Israel tidak bersatu dalam mendukung IDF (Pasukan Pertahanan Israel)” ujar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Di Gaza, juru bicara Hamas, Hazem Qassem mendesak semua front untuk bersatu dan menghadapi eskalasi pendudukan Israel yang arogan. Sholat tarawih pada Sabtu (8/4/2023) malam di Masjid Al Aqsa berakhir dengan damai kendati ada kekhawatiran kekerasan akan meletus lagi. Militer Israel akan memperpanjang penutupan di Tepi Barat dan Gaza hingga 13 April, ketika Paskah berakhir.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemerintah diperkirakan akan melarang non-Muslim masuk ke kompleks Al Aqsa selama 10 hari terakhir Ramadhan, yang diperkirakan akan berakhir pada 20 April atau 21 April. Menteri Keamanan sayap kanan, Itamar Ben-Gvir menyerukan agar larangan itu tidak diberlakukan tahun ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement