Ahad 09 Apr 2023 22:55 WIB

Serangan Israel Terhadap Masjid Al Aqsa pada Ramadhan Dinilai Langkah Gegabah

Serangan Israel terhadap Al Aqsa justru memicu simpati dan empati Muslim dunia

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
 Seorang polisi wanita Israel menarik seorang jamaah wanita yang sedang duduk di tanah di kompleks Masjid Al-Aqsa setelah penggerebekan di lokasi tersebut pada bulan suci Ramadhan di Kota Tua Yerusalem, Rabu (5/4/2023) .
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Seorang polisi wanita Israel menarik seorang jamaah wanita yang sedang duduk di tanah di kompleks Masjid Al-Aqsa setelah penggerebekan di lokasi tersebut pada bulan suci Ramadhan di Kota Tua Yerusalem, Rabu (5/4/2023) .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Polisi Israel dan pemukim Israel dua kali menyerang warga Palestina yang sedang beribadah di Masjid Al Aqsa. Peristiwa tersebut mendapat kecaman dari berbagai pihak, termasuk umat Islam di Indonesia. Ramadhan yang seharusnya jadi bulan suci yang agung dan damai, berubah jadi pertikaian.  

“Ramadhan adalah bulan di mana umat Islam di seluruh dunia meningkatkan amal ibadahnya. Inilah yang membuat keprihatinan kita bersama. Kami mengutuk keras tindakan kekerasan Israel di Masjid Al Aqsa dan mengimbau umat Islam untuk mendoakan keselamatan bagi warga Palestina,” ungkap Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia, KH Chriswanto Santoso, dalam keterangannya, Ahad (9/4/2023). 

Baca Juga

Kiai Chriswanto berpendapat serangan terhadap warga Palestina lebih ke persoalan politis. Pasalnya, di dalam negeri Israel sedang terjadi masalah korupsi besar, yang melibatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. 

Demonstrasi besar-besaran bulan lalu, adalah pertanda kebijakan Netanyahu tidak didukung rakyatnya sendiri.  

PM Israel Benjamin Netanyahu seperti diketahui, bakal membuat peraturan baru, yang memungkinkan pemerintah memegang kendali penuh atas komite pengangkat hakim. 

Aturan tersebut juga menyulitkan pengadilan untuk mencopot pejabat pemerintah yang terindikasi korupsi. 

Rakyat Israel melihat reformasi hukum itu, dianggap menguntungkan Benjamin Netanyahu yang sedang menghadapi pengadilan kasus korupsi. 

Bila benar polisi Israel menyerang warga Palestina dengan alasan menangkap provokator, menurut Kiai Chriswanto itu seperti ada udang di balik batu. 

“Kejadian itu sangat politis bukan sekadar mengejar provokator. Kemungkinan bisa untuk mengalihkan perhatian dunia internasional,” kata dia. Chriswanto.

Baca juga: 6 Fakta Seputar Saddam Hussein yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Anti Israel  

Dalam pandangannya, menyerang umat Islam saat Ramadhan adalah sembrono dan gegabah, karena Israel sendiri pasti tahu konsekuensinya. Dunia Islam akan semakin antipati.  

Banyak tekanan kepada rezim Netanyahu. Selain isu korupsi, Netanyahu juga menghadapi konstelasi politik yang berubah. Salah satunya, pemerintah Kerajaan Arab Saudi membuka pintu perdamaian dengan Iran, atas inisiatif China. 

“Ini bukan hal yang menggembirakan bagi Israel, apalagi Iran adalah penantang serius eksistensi Israel di Dunia Arab,” kata dia.

Terlepas dari motif serangan polisi Israel ke Masjid Al Aqsa, Kiai Chriswanto menegaskan dukungan umat Islam di seluruh Indonesia untuk kemerdekaan Palestina tak pernah padam. 

Para presiden Indonesia, sejak Bung Karno hingga Presiden Jokowi tetap konsisten mendukung kemerdekaan dan kedaulatan Palestina. Tekad tersebut juga menjadi tekad bangsa Indonesia untuk terus membantu rakyat Palestina. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement