REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi (Stamet) YIA memprediksi meningkatnya potensi cuaca ekstrem hingga sejak 9-11 April 2023 di DIY. Masyarakat pun diminta untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem hingga 11 April besok.
Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono mengatakan, potensi adanya cuaca ekstrem ini berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini. BMKG Stamet YIA mengidentifikasi sirkulasi siklonik terpantau berada di Samudera Hindia barat daya banten, yang membentuk daerah konvergensi memanjang dari Samudera Hindia barat daya Banten hingga perairan Selatan Jawa Tengah.
Hal ini menyebabkan pola angin di atas wilayah DIY bertiup dari arah barat daya-barat. "Kondisi tersebut memberi peluang hujan sedang hingga lebat di wilayah DIY, terutama wilayah DIY bagian utara pada siang-sore hari," kata Warjono, Ahad (9/4/2023).
Warjono menjelaskan, dari pantauan profil vertikal kelembaban udara yang cukup tinggi yakni sekitar 70-95 persen, serta labilitas lokal pada siang hari yang cukup kuat, turut berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di wilayah DIY.
Kondisi tersebut dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem dalam periode 9-11 April besok. Mengamati potensi itu, katanya, BMKG Stamet YIA memperkirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat selama tiga hari ini.
"Bahkan dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang untuk periode tanggal 9–11 April 2023 yang dapat terjadi di wilayah DIY," ujarnya.
Warjono menjelaskan, untuk periode 9 April 2023 dapat terjadi hujan di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulonprogo bagian Utara. Pada 10 April 2023, dapat terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul bagian utara, Kabupaten Kulon Progo bagian utara, dan Kabupaten Gunungkidul bagian Utara.
"Untuk Tanggal 11 April 2023, berpotensi hujan dengan intensitas sedang-lebat dan dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul bagian utara, dan Kulonprogo," jelas Warjono.
Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem ini. Sebab, potensi cuaca ekstrem juga dapat berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung.
"Terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi (harus waspada)," katanya.