REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia memiliki kebutuhan yang besar akan produk halal, salah satunya adalah modest fashion. Modest fashion merupakan trend berbusana yang menekankan kenyamanan, tidak memperlihatkan lekuk tubuh maupun mengekspose kulit. Kini modest fashion tidak dimaknai sebagai pilihan busana atas religi saja, namun telah menjadi bagian gaya hidup dunia.
Indonesia menduduki peringkat ke-3 dalam modest fashion di State of Global Islamic and Economic Report (SGIE) 2021/2022 serta salah satu negara eksportir fashion terbesar ke negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Didukung oleh keberagaman budaya dan kearifan lokal yang menginspirasi, membuat Indonesia memiliki modal besar untuk menjadi masa depan kiblat modest fashion dunia. Keberhasilan tersebut sejalan dengan upaya pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia.
Dalam mendorong Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia melalui modest fashion, Bank Indonesia menginisiasi penyelenggaraan Indonesia International Modest Fashion Festival (In2MotionFest) sebagai event rujukan modest fashion dunia pada Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-9 tahun 2022.
Pelaksanaannya akan diperkuat melalui strategi penguatan produk ready to wear dari sisi kualitas dan kuantitas di mana penggunaan bahan baku, metode produksi, etika kerja sejalan dengan prinsip thayyiban (kebaikan) yang merupakan bagian dari konsep halal.
Selain itu, akan dilakukan penguatan kapasitas pelaku usaha melalui business coaching, talkshow dan kompetisi serta strategi branding melalui promosi bersama mitra kolaborasi yang lebih luas.
Penyelenggaraan In2MotionFest dan berbagai program serupa diharapkan dapat mengakselerasi penggunaan modest fashion sebagai bagian dari gaya hidup halal serta berdampak pada semakin meningkatnya literasi ekonomi syariah.
Sementara angka indeks literasi ekonomi syariah yang dikeluarkan Bank Indonesia pada tahun 2022 adalah sebesar 23,3 persen. Sedangkan mengacu kepada arahan Wakil Presiden Maruf Amin ditargetkan indeks literasi ekonomi dan keuangan syariah dapat mencapai 50 persen pada 2 (dua) tahun kedepan, dimana hal ini merefleksikan perlunya upaya berjamaah berbagai pihak untuk perluasan awareness literasi ekonomi syariah dan gaya hidup halal.