REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) menyimpan cerita menarik dalam sejarah pembangunannya. Dikutip dari laman resmi Masjid Kampus UGM, masjid tersebut diketahui dibangun tepat saat Presiden ke-2 RI, Soeharto lengser.
Ketika itu, panitia pembangunan masjid kampus tengah menentukan arah kiblat dengan pihak Departemen Agama RI (Depag) dan tim dari jurusan Teknik Geodesi UGM. Setelah arah kiblat ditentukan, pembangunan dilanjutkan dengan peletakan batu pertama. Pembangunan Masjid Kampus dimulai dengan berbekal anggaran Rp 60 juta.
Pembina Takmir Masjid Kampus UGM Prof Edy Meiyanto dalam video berjudul Company Profile Masjid Kampus UGM di kanal Youtube Masjid Kampus UGM menceritakan awalnya UGM tidak memiliki masjid. Kemudian, Jamaah Sholahudin bersama dengan pendiri Jamaah Sholahudin, sesepuh kegiatan Islam di UGM, dan pimpinan UGM menginisiasi pembangunan masjid di UGM.
"Alhamdulilah ada sambutan yang sangat baik, sehingga pada 1990-an kepanitian pendirian masjid di Universitas Gadjah Mada itu dibentuk. Kemudian alhamdulilah sekitar tahun 2000-an atau akhir 1990-an itu masjid kampus sudah ada," kata Edy dalam video tersebut.
Sebelum adanya masjid kampus, kegiatan keislaman rutin dilakukan di Gedung Gelanggang Mahasiswa, Bulaksumur. Seiring berjalannya waktu, Gelanggang Mahasiswa semakin tidak memadai untuk kegiatan keagamaan lantaran Gelanggang Mahasiswa juga digunakan untuk kegiatan mahasiswa lain. Baru kemudian di bawah kepemimpinan Rektor UGM Prof Koesnadi Hardjasumantri membangun Masjid Kampus.