REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) konsisten bergerak di zona merah pada perdagangan Senin (10/4/2023). IHSG ditutup melemah sebesar 0,32 persen atau terpangkas 21 poin ke level 6.771,23.
Mayoritas bursa Asia bergerak turun karena dipengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi. "IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi akan cenderung tumbuh melambat," kata Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Senin (10/4/2023).
Pasar juga mencermati perkembangan hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang berkaitan dengan permasalahan Taiwan. Eropa diminta bersikap independen dalam menyikapi masalah yang ada di Taiwan dan tidak mengikuti kebijakan AS maupun China.
Di sisi lain, Jepang membukukan surplus neraca berjalan sebesar 2,3 triliun yen pada Februari 2023, bergeser dari rekor defisit 1,2 triliun yen pada Januari. Ini menunjukkan kondisi ekonomi Jepang mulai membaik.
Sementara dari dalam negeri, IHSG mengalami penurunan di tengah cadangan devisa di Indonesia meningkat menjadi 145,2 miliar dolar AS pada Maret dari 140,3 miliar dolar AS pada bulan sebelumnya. Ini memberikan indikasi prospek ekonomi domestik yang stabil dan solid.
Namun, pasar tampaknya cenderung wait and see sehubungan jelang Idul Fitri tahun ini terutama terkait perkembangan inflasi selama Ramadhan dan jelang Idul Fitri.
Sementara sesi pertama hari ini saham-saham yang mengalami kenaikan terbesar PRAS, PIPA, NASI, ELIT, VRNA, dan MTSM. Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan terbesar SAGE, GOTO, IRSX, FUTR, dan OKAS.