REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Yordania pada Ahad (9/4/2023) memperbarui kecamannya atas serangan Israel di Al-Aqsa. Mengatakan Al Aqsa Yerusalem adalah tempat ibadah eksklusif bagi umat Islam.
Kekerasan meningkat di seluruh wilayah Palestina setelah polisi Israel pada pekan lalu secara paksa memindahkan jamaah Muslim dari Masjid Al Aqsa. Ini menjadi titik nyala di Yerusalem Timur yang diduduki.
Serangan Israel di masjid tersebut memicu tembakan roket dari Jalur Gaza dan Lebanon, dengan Israel membalas dengan serangan udara dan artileri.
“Masjid Al Aqsa adalah tempat ibadah eksklusif bagi umat Islam,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Sinan Majali dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Anadolu Agency, Senin (10/4/2023).
Dia menambahkan bahwa Departemen Wakaf Yerusalem yang dikelola Yordania adalah otoritas eksklusif yang mengawasi tempat-tempat suci di Yerusalem, termasuk Al-Aqsa.
"Pemerintah Israel bertanggung jawab atas meningkatnya ketegangan baru-baru ini di Yerusalem dan wilayah pendudukan Palestina," kata Majali
Juru bicara Yordania mengatakan Israel, sebagai kekuatan pendudukan, "memiliki kewajiban hukum untuk mematuhi hukum internasional dan menghentikan tindakan apapun yang akan melanggar kesucian tempat suci."
Pada 1994, Israel dan Yordania menandatangani perjanjian damai di mana Yordania akan terus mengawasi tempat-tempat suci di Yerusalem Timur. Pada Maret 2013, Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Raja Yordania Abdullah II menandatangani perjanjian untuk mempertahankan Yerusalem dan tempat-tempat sucinya.