Senin 10 Apr 2023 19:29 WIB

Tim Gabungan Utamakan Keselamatan Pilot Susi Air

Proses pencarian pilot Susi Air masih terus dilakukan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
Pasukan kelompok separatis teroris (KST) Papua menawan pilot Susi Air Capt Philip Mark Mehrtens.
Foto: Istimewa
Pasukan kelompok separatis teroris (KST) Papua menawan pilot Susi Air Capt Philip Mark Mehrtens.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komandan Korem 172/PWY sekaligus Dankolaksops TNI yang memimpin operasi pencarian pilot Susi Air, Brigjen TNI Jo Sembiring menyatakan Tim Gabungan sampai saat ini masih terus melakukan pencarian keberadaan Pilot Susi Air Kapten Philips Mark Marthen.

Ia menjamin tim gabungan mengupayakan keselamatan Philips. Proses pencarian ini melalui komunikasi dengan Pemda dan Para Tokoh, serta melalui penegakan hukum.

Baca Juga

"Semua kegiatan ini memerlukan waktu yang tidak singkat karena kita memprioritaskan keselamatan Pilot sebagai yang utama. Mari kita doakan proses pencarian dan penyelamatan Pilot ini dapat berjalan dengan sukses," kata Brigjen TNI Jo Sembiring dalam keterangannya pada Senin (10/4/2023). 

Jo merespons berkembang narasi yang dibuat tokoh kelompok separatis teroris (KST) Sebby Sambom bahwa TNI sedang melakukan operasi militer dalam pencarian pilot Susi Air. Ia membantah isu tersebut. "Pada kesempatan ini, perlu saya tegaskan bahwa hal tersebut tidak benar," ujar Jo.

Jo menyebut selama ini pihaknya melakukan Soft Approach dan Hard Approach melalui negosiasi dan penegakan hukum yang dilakukan oleh Tim Gabungan.  "Sejatinya dan kenyataannya tidak ada operasi Militer, yang ada adalah operasi pencarian pencarian dan penyelamatan pilot susi Air mendukung penegakan hukum," ujar Jo.

Jo juga mengeklaim perkembangan keamanan Papua relatif kondusif. Namun ia mengakui di beberapa wilayah masih ada gangguan keamanan dari gerombolan KST. "Sehingga diperlukan kehadiran aparat keamanan untuk menjaga keselamatan masyarakat," ujar Jo.

Selain itu, Jo mengajak masyarakat tidak takut untuk melaporkan keberadaan KST. Ia mendorong masyarakat melaporkan secara langsung kepada aparat keamanan di wilayah masing-masing.  "Masyarakat yang telah berani melaporkan terkait keberadaan para pelaku teror sehingga dapat dikembangkan oleh tim gabungan dengan mendapatkan hasil munisi, senjata, peralatan komunikasi dan dokumen-dokumen," sebut Jo. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement