REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina mengakhiri latihan militer selama tiga hari di sekitar Taiwan pada Senin (10/4/2023). Cina mengatakan, mereka telah menguji kemampuan militer terintegrasi dalam kondisi pertempuran yang sebenarnya, setelah mempraktikkan serangan presisi dan memblokade Taiwan.
Militer Cina mengatakan, mereka telah berhasil menyelesaikan latihan. Cina juga telah menguji secara komprehensif kemampuan beberapa unit dalam kondisi pertempuran yang sebenarnya.
"Pasukan di teater siap berperang sepanjang waktu dan dapat berperang kapan saja, dengan tegas menghancurkan segala bentuk separatisme kemerdekaan Taiwan dan campur tangan asing," kata Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat dalam sebuah pernyataan.
Komando Teater Timur pada hari Senin merilis video pendek di akun WeChat yang menunjukkan sebuah pesawat pembom H-6 terbang di wilayah yang disebutnya sebagai langit utara Taiwan.
"Rudal dalam kondisi baik," kata sebuah suara tak dikenal, saat video menunjukkan gambar dari kokpit.
"Nyalakan radar pengontrol tembakan, kunci target," kata suara lain, menunjukkan gambar rudal di bawah sayap pesawat.
Video itu kemudian menunjukkan seorang pilot menyiapkan tombol kontrol tembakan yang digambarkan sebagai serangan simulasi. Pilot itu kemudian menekan tombol tersebut, namun tidak menunjukkan ada rudal yang ditembakkan.
Militer Taiwan telah berulang kali mengatakan akan menanggapi latihan Cina dengan tenang dan tidak memprovokasi konflik. Kementerian Pertahanan Taiwan secara terpisah merilis gambar dari peluncur seluler untuk rudal anti-kapal Hsiung Feng buatan Taiwan di lokasi yang dirahasiakan, serta kapal serang cepat bersenjata rudal di laut.
Wartawan Reuters di taman Cape Maobitou di daerah Pingtung di ujung selatan Taiwan melihat peluncur Hsiung Feng dikerahkan pada Senin. Tentara bersiaga di sekitar wilayah itu. Sementara para turis berfoto untuk mengabadikan momen tersebut.
Kendati ada operasi militer Cina, kehidupan di Taiwan berjalan normal tanpa tanda-tanda kepanikan atau gangguan. Sementara penerbangan sipil beroperasi seperti biasa.
"Kebanyakan orang normal mungkin tidak takut, dengan alasan utama adalah semua orang berpikir Cina pasti tidak akan memulai perang," kata seorang pensiunan dan mantan tentara, Tang Pao-hsiung.
Televisi pemerintah Cina mengatakan, pesawat tempur termasuk pembom H-6 berkemampuan nuklir yang dipersenjatai dengan rudal aktif, dan kapal perang melakukan latihan untuk membentuk situasi blokade multi-arah. Komando Teater Timur mengatakan, kapal induk Shandong juga telah mengambil bagian dalam patroli tempur, dan para pejuang lepas landas dari geladaknya.
Taiwan telah melacak Shandong sejak minggu lalu di Samudera Pasifik. Kementerian Pertahanan Taiwan pada Senin menerbitkan peta sejak 24 jam sebelum aktivitas angkatan udara Cina. Peta itu menunjukkan empat pesawat tempur J-15 Cina beroperasi di atas Samudra Pasifik ke timur Taiwan.
Kementerian Pertahanan mengatakan, pada Senin pagi pihaknya telah melihat 59 pesawat militer dan 11 kapal di sekitar Taiwan. Selain itu, kelompok kapal induk Shandong sedang melakukan latihan di Pasifik Barat. Shandong melakukan operasi udara di perairan dekat pulau Okinawa Jepang pada Ahad (9/4/2023).
Jet tempur dan helikopter Cina, lepas landas dan mendarat di kapal induk sebanyak 120 kali selama Jumat (7/4/2023) hingga Ahad (9/4/2023). Selain itu, terdapat tiga kapal perang lainnya dan kapal pendukung dalam jarak 230 kilometer dari Pulau Miyako Jepang.
"Jepang telah mengikuti latihan militer Cina di sekitar Taiwan dengan cermat," kata seorang juru bicara pemerintahan Jepang pada Senin.
Jepang telah lama mengkhawatirkan aktivitas militer Cina di wilayah tersebut. Pulau Okinawa di Jepang selatan menampung pangkalan angkatan udara utama AS.