REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- PT Trans Marga Jateng (TMJ) selaku operator jalan tol ruas Semarang- Solo mengimbau para pemudik maupun pengguna jalan untuk mewaspadai genangan air di permukaan badan jalan tol.
Akibat curah hujan masih tinggi di sejumlah wilayah yang dilalui oleh ruas jalan tol Semarang-Solo seperti Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan sebagian Kabupaten Boyolali, masih berpotensi mengakibatkan genangan pada permukaan aspal maupun rigit badan jalan tol.
Pada kondisi tertentu, genangan air ini dapat mengakibatkan ban mobil kehilangan daya cengkeram akibat menerjang genangan air di permukaan jalan (aquaplaning).
Hingga tak jarang, aquaplaning menjadi pemicu terjadinya kecelakaan lalu lintas akibat mobil tiba-tiba kehilangan kendali pada kecepatan tinggi.
Direktur Utama (Dirut) PT TMJ, Prajudi menyampaikan, berdasarkan koordinasi dengan Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Semarang, pada masa arus mudik/balik Idul Fitri 1444 Hijriyah 2023, masih berpotensi turun hujan.
Oleh karena itu, berbagai hal yang harus penting diwaspadai oleh para pemudik di jalan tol adalah faktor cuaca. Terlebih, BMKG memprakirakan awal musim kemarau di Jateng umumnya akan berlangsung pada Mei 2023 nanti.
“Artinya, sepanjang April 2023 ini hujan masih berpotensi terjadi pada saat masyarakat melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman,” ungkapnya, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Senin (10/4/2023).
Dalam kondisi ini, intensitas hujan yang tinggi bisa mengganggu jarak pandang pengemudi dan mengakibatkan terjadinya genangan air di badan jalan. “Untuk itu, para pengemudi wajib mewaspadai genangan air ini,” tegasnya.
Prajudi juga menambahkan, guna mengantisipasi genangan air di badan jalan, PT TMJ juga melakukan antisipasi dengan melakukan pemantauan potensi genangan di sepanjang ruas tol Semarang-Solo.
Ini merupakan salah satu kiat untuk mengetahui dan mendeteksi dalam kondisi hujan apakah ada genangan air di permukaan jalan atau tidak di jalur tol itu.
“Setelah kami cek, alhamdulillah untuk ruas tol Semarang-Solo (baik jalur A maupun jalur B) tidak terpantau ada genangan air,” lanjutnya.
Meskipun tidak ditemukan adanya genangan air, masih kata Prajudi, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih tetap berpotensi menimbulkan adanya air yang mengalir di permukaan jalan.
Untuk itu, ia juga mengimbau kepada para pengguna jalan tol untuk menghindari kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh aquaplaning.
“Misalnya dengan menjaga kecepatan maksimal tidak lebih 70 - 80 kilometer per jam, karena air mengalir di permukaan jalan tetap ada,” tegas dia.