REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro mengimbau seluruh masyarakat untuk tidak menyepelekan waktu istirahat ketika melakukan perjalanan mudik Lebaran 2023. "Cari tahu tempat kita, apa yang nanti akan dilewati, lalu di mana saja kita bisa beristirahat karena kita harus memastikan diri (tetap dalam kondisi yang sehat sampai tempat tujuan)," kata Reisa dalam Siaran Sehat yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (10/4/2023).
Reisa menuturkan bahwa memastikan keamanan dan kesehatan selama berkendara menjadi hal yang sangat penting, dibandingkan tergesa-gesa untuk cepat sampai ke tempat tujuan mudik. Dengan menjaga stamina dan perjalanan yang aman, pemudik bisa menghabiskan waktu Lebaran dengan lebih nyaman.
Dalam hal ini, kata dia, selama di perjalanan para pemudik yang menggunakan mobil disarankan untuk beristirahat sekurang-kurangnya 15 menit setiap maksimal empat jam sekali. Waktu istirahat tidak hanya diperuntukkan bagi pengemudi, tetapi juga seluruh anggota keluarga yang berada di dalamnya.
Selama beristirahat di rest area atau titik tertentu, pemudik bisa memanfaatkan jeda istirahat untuk makan atau minum guna mencegah dehidrasi, membersihkan diri di toilet, merenggangkan tubuh ataupun tidur selama beberapa waktu sembari mendinginkan mesin mobil agar tidak memicu dampak buruk pada kendaraan seperti terbakar atau mesin rusak.
Sementara bagi pengendara motor disarankan untuk berhenti setiap dua jam sekali untuk segera melakukan perenggangan, agar terhindar dari kekakuan tubuh akibat duduk dalam posisi yang sama selama berjam-jam atau hipotermia pada anak selama perjalanan akibat kedinginan.
"Kalau kita memaksakan diri selain berbahaya untuk kesehatan, untuk perjalanan juga makin berbahaya nantinya. Bisa mengantuk, bisa tidak fokus (dan mengganggu perjalanan)," ujarnya.
Reisa menambahkan, selain menghargai waktu istirahat para pemudik juga harus sudah mengetahui di mana posko-posko kesehatan terdekat, supaya dapat segera mendapatkan pertolongan pertama jika sewaktu-waktu merasakan kondisi tubuh berubah selama perjalanan. Termasuk rute alternatif yang membantu pemudik terhindar dari kemacetan di suatu lokasi.
"Para tenaga kesehatan juga sudah bekerja sama dengan pemerintah di daerah, semuanya menyediakan pos kesehatan yang ada. Selain sehat juga harus memastikan bahwa mudik yang akan kita jalani nanti berjalan dengan lancar, dengan baik. Dengan persiapan pribadi baik dari diri sendiri maupun lingkungannya," kata Reisa.
Reisajuga meminta masyarakat memperhatikan dan mempersiapkan berbagai perlengkapan dan obat-obatan terkait penyakit untuk dibawa, terutama bagi penderita komorbid seperti penderita diabetes mellitus. Ia berharap masyarakat dapat mempersiapkan dirinya sebaik mungkin sebelum berangkat melakukan perjalanan mudik tahun ini.
"Semoga kita semuanya bisa melewati Ramadhan dengan baik, mencapai hari kemenangan, mudik dengan lancar nyaman dan sehat karena ini sebenarnya momen yang kita tunggu-tunggu untuk bisa bertemu dengan keluarga besar," katanya.