REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kejahatan jalanan atau yang dikenal klitih di DIY dilaporkan masih terjadi, seperti di Kota Yogyakarta pada 24 Maret lalu. Meski begitu, Polresta Yogyakarta menyebut, angka kejahatan jalanan ini sudah menurun di Ramadhan ini.
"Sementara itu turun, untuk Polresta Yogya laporan kriminal menurun, terutama kejahatan jalanan," kata Kasi Humas Polresta Yogyakarta, AKP Timbul Sasana Raharjo usai proses rekonstruksi kejahatan jalanan di Jalan Tentara Pelajar, Bumijo, Jetis, Kota Yogyakarta, Senin (10/4/2023).
Meski angka kejahatan jalanan ini turun, bukan berarti patroli dikendurkan. Timbul menyebut, pihaknya tetap menggencarkan patroli dalam rangka mengantisipasi dan mencegah kejahatan jalanan, terutama di Kota Yogyakarta.
Patroli ini digencarkan dari malam hingga dini hari. Hal ini mengingat kejahatan jalanan sering kali terjadi pada waktu-waktu tersebut.
"Kalau patroli itu tetap digencarkan setiap malam sampai pagi, sampai pukul 06.00 WIB pagi. Polresta Yogyakarta tetap mengadakan patroli sampai pagi," ujar Timbul.
"(Kalau ditemukan remaja yang berkerumun) Ditegur, diimbau untuk membubarkan diri," kata Timbul menambahkan.
Kejahatan jalanan yang paling baru terjadi di Kota Yogyakarta yakni pada bulan Ramadhan, 24 Maret Maret lalu. Hingga saat ini, korban yang berinisial N yang merupakan anak di bawah umur masih terbaring di rumah sakit.
Korban mengalami luka cukup serius di bagian kepala, hingga akhirnya harus dioperasi di bagian belakang kepala. Polisi pun sudah menetapkan 16 tersangka atas kejadian ini, dan ada beberapa pelaku yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Dari rekonstruksi yang digelar Senin (10/4/2023) kemarin, terungkap bahwa korban dikeroyok dalam kondisi tidak sadarkan diri setelah terjatuh dari sepeda motornya. Korban terjatuh dari motor karena dilempar sebelumnya oleh salah satu tersangka.