REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki telah merilis kapal perang terbesar miliknya yang diberi nama TCG Anadolu pada Senin (10/4/2023). TCG Anadolu turut mencatatkan sejarah, yakni menjadi kapal induk unmanned combat aerial vehicle (UCAV) atau drone tempur pertama di dunia.
TCG Anadolu diserahkan kepada Angkatan Laut Turki pada Senin lalu. Kapal tersebut memiliki panjang 232 meter, lebar 32 meter, dan tinggi 58 meter. Dengan bobot mencapai 27.436 ton, kecepatan maksimal TCG Anadolu adalah 21 knot.
Selayaknya kapal induk, TCG Anadolu turut dilengkapi landasan pacu. Namun landasannya tak sepanjang seperti di kapal induk Amerika Serikat (AS). Oleh sebab itu, TCG Anadolu hanya dapat menangani pesawat ringan, terutama helikopter dan jet yang bisa lepas landas dari landasan pacu lebih pendek.
Berdasarkan infografis yang dirilis kantor berita Turki, Anadolu Agency, TCG Anadolu dapat menampung 1.223 personel. Kapal itu mampu mengangkut 93 kendaraan yang terdiri atas 13 tank, 27 kendaraan tempur laut, enam kendaraan pengangkut lapis baja, 33 kendaraan, dan 15 trailer.
“Kapal ini akan memungkinkan kami melakukan operasi militer dan kemanusiaan di setiap sudut dunia, bila diperlukan,” kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam acara peluncuran TCG Anadolu di Istanbul. Selain fasilitas militer, TCG Anadolu memang turut memiliki fasilitas rumah sakit lengkap dan dua ruang operasi.
Erdogan mengutarakan kebanggaan atas keberhasilan pembangunan TCG Anadolu. “Kami melihat kapal ini sebagai simbol yang akan mengonsolidasikan kepemimpinan regional Turki,” ujar Erdogan.
Erdogan mengungkapkan, nantinya drone tempur Turki Bayraktar TB3 dan drone Kizilelma serta pesawat ringan Hurjet dapat mendarat serta lepas landas dari TCG Anadolu. TCG Anadolu akan menjadi kapal serbu amfibi pertama di dunia yang armadanya sebagian besar terdiri atas drone bersenjata setelah rencana tersebut diterapkan.
Erdogan mengatakan, 131 subkontraktor terlibat dalam proses pembangunan TCG Anadolu. Namun senjata kapal, manajemen tempur, peperangan elektronik, pencarian dan lacak inframerah, pencarian elektrooptik, peringatan laser, sistem pertahanan torpedo, dan radar dikembangkan secara mandiri.
Awalnya, Turki berencana membeli jet tempur F-35B yang dapat lepas landas dari landasan pacu lebih pendek untuk ditempatkan di TCG Anadolu. Namun AS mendepak Turki dari program F-35. Langkah itu diambil Washington karena Ankara membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia pada 2019. Setelah itu Turki memutuskan mengubah TCG Anadolu menjadi kapal induk drone.