REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Menjelang 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan, pihak pengelola Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Jawa Tengah, mengungkapkan ketentuan untuk beritikaf di masjid tersebut. Salah satunya adalah soal faktor kebersihan masjid.
"Nanti tetap memperhatikan aturan untuk membersihkan masjid. Soalnya masjidnya besar butuh waktu untuk membersihkan sehingga tetap dibatasi di jam-jam tertentu," kata Asisten Direktur Operasional Join Committee Indonesia, Bagus Sigit Setiawan.
Pihaknya mengatakan akan mengusahakan agar masjid dapat dipakai 24 jam. Namun, hal tersebut masih dalam pembahasan antara pihak Indonesia dengan Uni Emirates Arab (UEA).
"Tentu masjid berupaya semaksimal mungkin untuk melayani jamaah. Terutama selama Ramadhan ini. Ya lazimnya di Indonesia 10 hari terakhir mestinya 24 jam. Tapi ini baru dirembuk antara pengurus Indonesia dan pengurus dari Emirat," katanya.
Ia mengatakan aturan itu segera diumumkan dan disebarluaskan melalui akun media sosial resmi Masjid Zayed. "Nanti insya Allah kita rilis di akun resmi media sosial kami di Instagram. Segera ini 1-2 hari ini," ungkap dia.
Terkait jumlah trafik pengunjung masjid, Bagus menjelaskan di bulan Ramadhan mengalami penurunan menjadi 9 ribu jamaah per harinya. Namun, hal tersebut lantaran banyak jamaah yang disibukkan dengan agenda di masjid daerahnya masing-masing.
"Sekitar 9.000 an kira-kira, justru berkurang karena jamaah luar kota tidak ke Solo. Terus jamaah sekitar juga meramaikan masjid di kampungnya masing-masing," katanya.
Namun ia mengungkapkan kemungkinan masjid hadiah dari Presiden UEA untuk Presiden Jokowi tersebut akan dipadati ketika masa cuti dan arus mudik dimulai. "Kalau cuti nanti persiapan rangkaian pada Hari Raya Idul Fitri bagaimana tindakan preventif kalau nanti membludak," ujar dia.