REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Cina telah menjadi pendukung kuat sistem perdagangan multilateral dan sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia peran Cina dalam sistem perdagangan bebas dan terbuka sangat penting, kata Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Ngozi Okonjo-Iweala dalam wawancara eksklusif baru-baru ini dengan Xinhua.
Okonjo-Iweala mengatakan Konferensi Tingkat Menteri (MC12) ke-12 WTO yang diadakan pada Juni 2022 berhasil dan "Cina memainkan peran yang sangat penting dalam hal itu." Konferensi Menteri ke-13 (MC13) akan diadakan pada Februari 2024, dan "kami berharap ini akan sama suksesnya, tetapi setiap anggota WTO, termasuk Cina, perlu bekerja sama," tambahnya.
Didukung oleh aturan WTO, sistem perdagangan multilateral telah memberikan hasil yang sangat baik bagi dunia, kata direktur jenderal. Dirjen meminta anggota WTO untuk memperkuat sistem perdagangan multilateral. "Ini bukan waktunya untuk memisahkan ke dalam blok perdagangan yang berbeda dan kita harus menghindari langkah-langkah proteksionis," katanya.
Menurut statistik perdagangan tahunan dan laporan prospek WTO yang dirilis minggu lalu, perdagangan global akan tumbuh 1,7 persen pada 2023, lebih tinggi dari perkiraan Oktober lalu sebesar 1,0 persen. Sebagai "faktor kunci" dalam peningkatan ini, penyesuaian langkah-langkah Covid-19 Cina diharapkan dapat meningkatkan perdagangan internasional, kata laporan itu.
Direktur jenderal menunjukkan bahwa penyesuaian langkah-langkah Covid-19 Cina telah membantu pertumbuhan perdagangan global. Cina adalah salah satu sumber perdagangan jasa terbesar di dunia, dan pemulihan pariwisata outbound Cina akan mendorong industri pariwisata global, tambahnya.
Sebagai ekonomi terbesar kedua, Cina berkontribusi terhadap kinerja perdagangan global. Cina "memikul beban yang sangat besar" karena banyak perdagangannya tidak hanya dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan negara Eropa, tetapi juga dengan negara-negara berkembang lainnya, kata Dirjen.
"Kami ingin Cina melakukannya dengan baik (dalam perdagangan), sehingga negara-negara berkembang lainnya ... negara-negara di Afrika, misalnya, juga dapat melakukannya dengan baik," katanya.
Perdagangan global pada tahun 2023 menghadapi banyak krisis termasuk konflik militer yang sedang berlangsung di Ukraina, harga pangan yang tinggi, pengetatan kebijakan moneter, krisis perbankan dan krisis iklim baru-baru ini, dia memperingatkan.
Direktur jenderal meminta anggota WTO untuk mempertahankan perdagangan bebas dan terbuka guna menghindari penerapan pembatasan ekspor atau tindakan proteksionis, sehingga "aliran perdagangan bebas dapat membantu dunia pulih dari berbagai krisis yang dihadapinya."
"Anggota WTO perlu mengingat bahwa perdagangan adalah sumber ketahanan," katanya.