REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat berbuka puasa di bulan Ramadhan, umat Islam disunnahkan untuk mengonsumsi makanan yang manis seperti buah kurma. Selain kurma, ada juga makanan manis lainnya yang bisa dikonsumsi saat berbuka puasa, di antaranya adalah Baklava dari Kekaisaran Ottoman yang didirikan bangsa Turki.
Baklava banyak ditemukan di berbagai kota di Turki. Gaziantep merupakan salah satu kota besar di Turki yang kaya kebudayaan dan memiliki berbagai macam kuliner yang menjadi daya tarik wisatawan.
Namun, yang paling dibanggakan Gaziantep saat ini adalah Baklava, kue berlapis yang dibuat dari susunan filo pastry dengan isian kacang pistachio cincang yang disiram sirup atau madu. Masakan manis ini menjadi favorit pada masa Kekaisaran Ottoman dan sampai hari ini kerap dijual di berbagai toko seluruh dunia.
Penduduk setempat memperkenalkan kue ini dengan sebutan baklava Gaziantep. Tidak hanya enak, kue ini juga merupakan makanan terbaik di dunia.
Orang-orang yang tinggal di Istanbul juga selalu membeli Baklava dari Gaziantep. Mereka membelinya untuk dijadikan hidangan dalam acara-acara khusus di Turki.
Baklava yang diproduksi di Gaziantep lebih menonjol dibandingkan produksi kota lainnya karena kota tersebut memiliki tradisi artisanal, tradisi membuat kue dengan olahan tangan. Karena itu, persaingan pun terjadi dalam memproduksi Baklava Gaziantep.
Persaingan itulah yang juga membuat Baklava Gaziantep lebih unggul karena setiap produsen memiliki ambisi untuk menjadi yang terbaik. Apalagi, secara geografis, Gaziantep berada di jalur yang sangat ideal.
Kota ini terletak di sepanjang jalan utama jalur Sutra, yaitu jaringan jalur darat dan laut bersejarah yang menghubungkan kekaisaran Cina dan Asia dengan orang-orang Mediterania dan Eropa. Jalur tersebut telah berlangsung selama lebih dari 1.500 tahun dari abad ke-2 SM.
Baru-baru ini Baklava diajukan masuk daftar 'Warisan Budaya Dunia' dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO). Baklava diharapkan bisa bergabung dengan kopi Turki yang sudah disetujui sebagai warisan budaya dunia.
Sejarawan kuliner Charles Perry menjelaskan Baklava merupakan roti berlapis yang pertama kali dibuat pada Abad Pertengahan oleh kaum nomaden Turki di Asia Tengah. Hal ini dibuktikan dari kamus dialek Turki berjudul Diwan Lughat al-Turk.
"Kamus dialek Turki abad ke-11 Diwan Lughat al-Turk mencatat ungkapan qatma yuvgha, yang diterjemahkan dalam bahasa Arab sebagai khubzmughaddan. Secara harfiah ungkapan itu berarti 'roti yang dilipat', dan sampai hari ini, negara-negara Asia Tengah Turki membuat roti berlapis," tulis Perry seperti dikutip dari Aramco World, Selasa (11/4/2023).